ZONA PRIANGAN - Letnan Jenderal Igor Konashenkov dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengkonfirmasi pasukan Vladimir Putin mundur di beberapa wilayah.
Ditariknya pasukan Kremlin itu, hanya beberapa jam setelah Vladimir Putin menyatakan wilayah Kherson telah dianeksasi oleh Rusia.
Mundurnya pasukan Moskow juga memicu kritik dari sejumlah pejabat yang diarahkan kepada Menteri Pertahanan Sergey Shoigu.
Baca Juga: Pasukan Rusia Kalah Beruntun, Stremousov Desak Menteri Pertahanan Sergey Shoigu Segera Bunuh Diri
Seorang juru bicara terkemuka Vladimir Putin telah mengakui kekalahan prajurit Rusia dengan mengatakan: "NATO telah mencium darah kita."
Presenter TV Rusia Vladimir Solovyov, yang dikenal karena ucapannya yang berapi-api dan pengabdiannya kepada Presiden Rusia, menggunakan acara Russia-1-nya, Evening with Vladimir Solovyov, untuk meratapi kondisi pasukan Rusia saat ini di Ukraina
Solovyov berbicara pada saat pasukan Ukraina membuat keuntungan yang signifikan di timur negara itu, merebut kembali kota kunci Lyman pada akhir pekan.
Solovyov mengatakan: "Kami sendiri memahami bahwa hal-hal sulit di daerah Kherson, ya, kami berhasil menghindari pengepungan dan pemisahan pasukan kami."
"Mereka secara aktif menyerang, dengan riang, dengan penuh semangat, menurut saya itu berkat bantuan senjata NATO," ucap Solovyov yang dikutip Express
Tanpa memberikan bukti, Solovyov mengklaim banyak pejuang Kiev adalah tentara bayaran, menambahkan bahwa mereka "penuh dengan itu" dan tidak peduli "menggunakan orang-orang mereka".
Meskipun aliansi tidak memiliki keterlibatan langsung di dalam Ukraina, Solovyov memperingatkan: "NATO telah mencium darah kami."
"Mereka didukung oleh betapa mudahnya bagi mereka di wilayah Kharkiv dan seberapa cepat Lyman jatuh ke tangan mereka, dan sekarang di wilayah Kherson," tuturnya.
"Mereka pikir momentumnya ada pada mereka dan bukan pada kita, dan bahwa mereka dapat menyeka kaki mereka pada kita," katanya.
Mengakui keprihatinannya atas kemajuan pesat Ukraina dalam merebut kembali Kharkiv, kota kedua negara itu, Solovyov menambahkan: “Belum ada satu operasi pun setelah Kharkiv yang akan mengurangi kepahitan ini."
"Seluruh Barat mulai mengejek kita. Ini menyedihkan," tambahnya.***