Pasokan Senjata dari NATO Terlambat, Serangan Balasan Tentara Ukraina ke Kherson Bisa Berbulan-bulan

- 6 September 2022, 17:17 WIB
Penduduk Kherson menjalani pemeriksaan keamanan saat mereka mengunjungi kantor kementerian dalam negeri untuk menyerahkan dokumen dan memperoleh kewarganegaraan Rusia.*
Penduduk Kherson menjalani pemeriksaan keamanan saat mereka mengunjungi kantor kementerian dalam negeri untuk menyerahkan dokumen dan memperoleh kewarganegaraan Rusia.* /Reuters /Alexander Ermochenko

ZONA PRIANGAN - Militer Ukraina tidak bisa terburu-buru dalam misi merebut kembali wilauyah Kherson dari kekuasaan Rusia.

Selain perlu perhitungan yang matang, tentara Ukraina juga membutuhkan bantuan senjata yang selama ini dipasok Amerika Serikat (AS) dan negara mitra NATO.

Saat pasokan senjata datang terlambat, bisa berarti serangan balasan dihentikan sementara. Hal yang wajar jika kemudian militer Ukraina minta bersabar untuk hasil serangan balasan.

Baca Juga: Lima Kali Terancam Rencana Pembunuhan, Vladimir Putin Sewa Penembak Jitu Sebagai Upaya Perlindungan

Taras Berezovets, seorang perwira pasukan khusus Ukraina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kecepatan serangan balik untuk merebut kembali Kherson sangat bergantung pada saat peralatan militer dari Barat tiba.

“Saat ini angkatan bersenjata Ukraina merasakan kurangnya kendaraan lapis baja untuk infanteri kami. Kami merasakan kekurangan angkatan udara kami," ujar Taras Berezovets.

"Kami membutuhkan tank dan artileri. Dari perspektif ini, saya akan mengatakan serangan balasan apa pun [untuk merebut kembali kota Kherson] dilaksanakan setelah menerima semua persenjataan ini. Setidaknya memakan waktu beberapa bulan,” kata Berezovets.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Bantai 140 Tentara Batalyon Elit Ukraina, Puluhan Pejuang Kraken Turut Tewas

Rusia telah meluncurkan 25 serangan rudal dan lebih dari 22 serangan udara terhadap sasaran militer dan sipil di Ukraina dalam 24 jam terakhir, tambah pernyataan militer Ukraina, dengan tetap fokus untuk membangun kendali penuh atas wilayah Donetsk.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x