Ingatkan Penumpang Pakai Masker, Seorang Sopir Tewas Dikeroyok

13 Juli 2020, 06:40 WIB
SOPIR bus di Bayonne, Prancis Barat Daya dihajar empat penumpang yang menolak mengenakan masker pencegah virus corona.*/KOLASE PIXABAY via Pikiran-Rakyat.com /

ZONA PRIANGAN - Kesadaran masyarakat untuk mengenakan masker di era new normal ternyata masih rendah.

Termasuk masyarakat Prancis, diingatkan untuk mengenakan masker, bukannya sadar justru tidak terima dan melakukan penyerangan.

Seperti yang dilakukan empat penumpang bus di Prancis, mereka tega melakukan penganiayaan terhadap sopir Philippe Monguillot.

Baca Juga: Disdik Sumedang Masih Larang Aktivitas Belajar di Sekolah

Penganiayaan tersebut dilakukan setelah mereka merasa terusik atas anjuran Philippe Monguillot agar para penumpang bus mengenakan masker.

Akibat penganiayaan empat penumpang bus, Philippe Monguillot sempat dilarikan ke rumah sakit, Minggu 5 Juli 2020 dan lima hari kemudian mengembuskan napas terakhirnya.

Kontan saja peristiwa itu mengundang reaksi keras, dimana semua pihak sedang berusaha meredakan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mile Jedinak Gantung Sepatu di Usia 35 Tahun

Presiden Prancis Emmanuel Macron sampai-sampai meminta menterinya ikut turun tangan dan mengusut tuntas peristiwa tersebut.

Sementara istri sang sopir, Veronique Monguillot berharap para pelaku mendapatkan hukuman yang berat.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NZ Herald disebutkan, penyerangan sopir itu terjadi di perhentian bus di Bayonne, Perancis sebelah barat daya.

Baca Juga: Masyarakat Banjar Menanti Siapa yang Mengenakan Jaket Oranye KPK

Ditemui Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, Veronique mengeluh atas kekejaman pelaku penghajaran suaminya.

Ia dan ketiga buah hatinya benar-benar hancur atas apa yang dilakukan empat orang tak bertanggung jawab itu.

"Kita harus menggebrak meja (tegas) sehingga hal serupa tak terjadi lagi," kata Veronique, Sabtu 11 Juli 2020.

Baca Juga: New Normal, Pengunjung Pangandaran dari 30 Ribu Naik Jadi 60 Ribu

"Ini barbar! Tidak normal. Kita harus menghentikan pembantaian ini," tegasnya.

Jaksa penuntut umum (JPU) di Bayonne membenarkan sopir itu diserang setelah meminta penumpang dalam bus nomor 810 yang dikemudikannya untuk memakai masker.

Langkah tersebut sudah sesuai dengan aturan pemanfaatan transportasi publik selama pandemi Covid-19 masih melanda Prancis.

Baca Juga: Hadapi AKB, Guru Diimbau Terapkan Blended Learning System

Setelah memberi imbauan, Philippe malah dimaki, didorong keluar bus, dihajar, dan kepalanya ditendang, lanjut jaksa.

Keempat pelaku kini telah diamankan oleh pihak kepolisian dan sedang diadili.

"Sopir bus itu hanya melakukan pekerjaannya," komentar Gerald.

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul ""Supir Bus Dibogem hingga Tewas karena Minta Penumpang Gunakan Masker, Istri Korban: Barbar!"

Baca Juga: Laverty Terancam Setelah BMW Meminang Van Der Mark untuk WSBK 2021

"Ia berangkat dari rumahnya di pagi hari dan tak kembali, meninggalkan seorang janda dan tiga putrnya menjadi yatim," sambungnya.

"Ini adalah tindakan yang benar-benar keji," tegas Menteri Dalam Negeri Prancis itu.

Prancis sempat begitu kesusahan menghadapi pandemi virus corona, sama seperti sejumlah negara Eropa Barat lainnya.

Baca Juga: Pabrik Sajadah Sepi Order, Puluhan Buruh Dirumahkan Tanpa Uang Tunggu

Meski jumlah kematiannya tak separah Italia atau Inggris, para pakar yakin data riil lebih tinggi karena terbatasnya pengetesan dan banyak yang alami gejala ringan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Pikiran Rakyat NZ Herald

Tags

Terkini

Terpopuler