Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

- 26 Desember 2020, 08:03 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.*
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.* /Instagram /@rterdogan

ZONA PRIANGAN - Israel terus menebar pengaruh dan mencari dukungan negara muslim.

Hasilnya, tahun ini Israel meresmikan hubungan dengan empat negra Muslim, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Bahkan Israel juga gigih merayu Indonesia lewat tangan Amerika untuk bisa membuka hubungan diplomatik.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Terjalinnya hubungan diplomatik Israel dan empat negara Muslim mendapat kritik keras dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

“Kebijakan Palestina adalah garis merah kami. Tidak mungkin bagi kami untuk menerima kebijakan Israel,” kata Erdogan.

Ankara telah mengecam kesepakatan yang ditengahi AS, dengan Erdogan sebelumnya mengancam akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan UEA dan menarik utusannya.

Baca Juga: Ditemukan Virus Covid-19 Jenis Baru, Warga Panik Berebut Keluar Kota Hindari Aturan Lockdown

Turki juga mengecam keputusan Bahrain untuk meresmikan hubungan sebagai pukulan bagi upaya untuk membela perjuangan Palestina.

Erdogan tidak bisa menerima tindakan tanpa ampun Israel terhadap warga Palestina.

"Jika tidak ada masalah di tingkat atas (di Israel), hubungan kami bisa sangat berbeda," katanya seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Batam Siap Menyambut Wisatawan Penting dari Singapura

Kementerian Luar Negeri Israel menolak mengomentari pernyataan Erdogan.

Turki dan Israel saling mengusir duta besar pada 2018 setelah pasukan Israel menewaskan puluhan warga Palestina dalam bentrokan di perbatasan Gaza.

Pada Agustus tahun ini, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada belasan anggota Hamas di Istanbul, menggambarkan langkah tersebut sebagai "langkah yang sangat tidak ramah".

Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya

Hamas merebut Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 2007, dan kelompok itu telah berperang tiga kali dengan Israel.

Turki mengatakan Hamas adalah gerakan politik sah yang memenangkan kekuasaan melalui pemilihan demokratis.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x