AS Terima Laporan Terjadi Pemerkosaan Massal Wanita Uighur di China

- 4 Februari 2021, 15:16 WIB
Komunitas Muslim Uighur di China.*
Komunitas Muslim Uighur di China.* /Pexels /Marc Curtis

ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat (AS) terus mendesak China untuk menghentikan intimidasi terhadap etnis Muslim Uighur.

Laporan terbaru yang diterima AS, wanita etnis Muslim Uighur mengalami pemerkosaan sistematis dan penyiksaan seksual di Kamp Xinjing China.

Hasil investigasi BBC dan direspons pemerintah AS, pemerkosaan terhadap wanita etnis Muslim Uighur di China masih terus berlangsung.

Baca Juga: Lima Merchant ShopeePay Terbaru Minggu ini Siap Dukung Hobi Kamu

Baca Juga: Mencoreng Dunia Pendidikan Guru Perempuan Terungkap Ajak Murid Pria Berhubungan Intim

AS mengecam pemerintah China yang secara terorganisir melakukan penyiksaan terhadap Muslim Uighur.

Pada hari Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menuduh BBC membuat "laporan palsu" terkait penyiksaan Muslim Uighur.

Sebelumnya orang yang diwawancarai mengatakan kepada BBC "mereka mengalami atau melihat bukti dari sistem pemerkosaan massal, pelecehan seksual, dan penyiksaan yang terorganisir".

Baca Juga: Empat Bulan Diganggu Suara Hantu, Seorang Warga Temukan Harta di Pintu Rahasia

"Kami sangat terganggu oleh laporan, termasuk kesaksian langsung, pemerkosaan sistematis," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

"Ada pelecehan seksual terhadap wanita di kamp-kamp interniran untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang," tambah pernyataan itu.

"Kekejaman ini mengejutkan hati nurani dan harus dihadapi dengan konsekuensi serius," tegasnya.

Baca Juga: Prediksi Profesor Avi Loeb: Sebentar Lagi Pesawat Alien Bisa Dilihat Setiap Bulan

Juru bicara itu menuntut China mengizinkan penyelidikan segera dan independen oleh pengamat internasional atas tuduhan pemerkosaan di samping kekejaman lain yang dilakukan di Xinjiang.

Menteri luar negeri Australia, Marise Payne, menggemakan seruan AS untuk dikirimkannya pengamat internasional.

"Komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia, Michelle Bachelet, harus menyelidiki ke Xinjiang pada kesempatan sedini mungkin," katanya.

Baca Juga: Akselerasi Kecepatan Oumuamua, Membuktikan Keberadaan Alien

Menurut Payne, Australia telah konsisten dalam menyampaikan keprihatinan yang signifikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Laporan terbaru tentang penyiksaan sistematis dan pelecehan terhadap wanita ini sangat mengganggu dan menimbulkan pertanyaan serius.

Dikutip zonapriangan.com dari The Guardian, China secara konsisten membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan genosida di Xinjiang.

Baca Juga: Kejadian Aneh, Kolam Air Mendidih Tiba-tiba Muncul di Jalan, Seorang Siswi Terbakar

Di sisi lain, banyak bukti penahanan massal, dugaan program kerja paksa, indoktrinasi, dan sterilisasi paksa terhadap perempuan.

Selain itu terjadi penindasan terhadap kegiatan agama dan budaya. China mengatakan kamp tersebut adalah pusat pelatihan kejuruan yang dirancang untuk melawan ekstremisme.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, banyak yang menyebarkan citra negatif terhadap China.

Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan

Dia mengklaim wanita yang diwawancarai BBC adalah aktor yang menyebarkan informasi palsu.

Wang Wenbin mengatakan China telah merilis banyak laporan yang menunjukkan "orang dari semua kelompok etnis di Xinjiang hidup dalam damai dan kepuasan.

Di antara laporan yang merujuk pada Wang adalah buku putih tentang Xinjiang yang tahun lalu mengakui untuk pertama kalinya bahwa lebih dari 1,2 juta orang telah dikirim melalui program "pelatihan kejuruan".***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x