Studi: Tidak Ada Cukup Bukti Vitamin D Dapat Melindungi dari Covid-19

- 7 Juni 2021, 11:00 WIB
Foto Ilustrasi VItamin D.
Foto Ilustrasi VItamin D. /Pixabay

ZONA PRIANGAN - Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan minggu ini di PLOS Medicine, tidak ada bukti genetik bahwa vitamin D mengurangi risiko tertular COVID-19, meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan vitamin bekerja sebagai tindakan perlindungan terhadap Covid-19.

Vitamin D berperan dalam memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat. Penelitian di awal pandemi menunjukkan bahwa tingkat nutrisi yang lebih rendah dapat meningkatkan kerentanan terhadap COVID-19, membuat beberapa orang menguji apakah peningkatan kadar vitamin akan mencegah terkena virus corona.

Dikutip Zonapriangan.com dari Upi.com, para peneliti di McGill University di Kanada menilai hubungan antara kadar vitamin D dan kerentanan dan keparahan COVID-19 berdasarkan perbandingan genetik antara lebih dari 14.000 orang yang memiliki penyakit dan 1,2 juta orang dari 11 negara yang tidak memiliki penyakit.

Baca Juga: Relawan Covid-19 di India Kuat Terpapar Virus Corona tapi Tumbang Digigit King Cobra

Mereka menemukan bahwa di antara orang yang tertular virus, tidak ada perbedaan antara kadar vitamin D dan kemungkinan yang dirawat di rumah sakit.

Para peneliti mengatakan tidak ada cukup bukti bahwa suplemen vitamin D dapat mencegah atau mengobati penyakit.

“Sebagian besar penelitian vitamin D sangat sulit untuk ditafsirkan karena mereka tidak dapat menyesuaikan faktor risiko yang diketahui untuk COVID-19 yang parah seperti usia yang lebih tua atau memiliki penyakit kronis, yang juga merupakan prediktor vitamin D yang rendah,” ujar penulis studi Guillaume Butler- Laporte, seorang dokter dan peneliti di McGill.

Baca Juga: Serum Institute Mendapat Persetujuan Awal untuk Membuat Vaksin Sputnik V

Para peneliti mengatakan mereka dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan antara vitamin D dan COVID-19 dengan lebih mempertimbangkan faktor risiko penyakit yang diketahui.

Studi menemukan defisiensi vitamin D terkait dapat merusak fungsi otot pada orang dewasa yang lebih tua,

Tetapi para peneliti juga mencatat bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti tidak memperhitungkan pasien yang benar-benar kekurangan vitamin D dan menggunakan varian genetik hanya dari keturunan orang-orang Eropa.

Baca Juga: Seekor Musang Berhasil Membuat Terowongan ke Fasilitas Tentara Inggris dengan Keamanan Tertinggi

"Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi hubungan dengan vitamin D dan hasil COVID-19 pada populasi lain", ujarnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x