Tentara AS Keliru Menyerang, Pabrik Minyak Bunga Matahari di Bulgaria Jadi Sasaran

- 7 Juni 2021, 20:27 WIB
Bangunan sipil menjadi sasaran latihan perang.*
Bangunan sipil menjadi sasaran latihan perang.* /Pixabay /Military_Material

ZONA PRIANGAN – Pemilik pabrik minyak bunga matahari di Bulgaria telah menuduh para tentara Amerika Serikat secara tidak sah menyerang fasilitasnya selama latihan militer NATO bulan lalu.

Marin Dimitrov mengatakan kepada para wartawan baru-baru ini bahwa dia telah mengajukan tuntutan hukum melawan para tentara yang bertanggung jawab pada insiden 11 Mei lalu.

Swift Response 2021 merupakan latihan multinasional yang dipimpin AS meliputi kawasan Estonia, Bulgaria dan Rumania.

Baca Juga: ISIS Klaim Kuasai Gedung Vital, Bank, dan Pabrik di Kota Palma, Serangan Dilakukan dari 3 Cabang

Latihan itu melibatkan lebih dari 7.000 pasukan payung dari 10 negara yang tergabung dalam NATO.

Selama latihan perang tersebut, para anggota Brigade Udara ke-173 yang berbasis di Italia melakukan simulasi pengepungan dan pengamanan.

Lokasinya, kawasan Basis Udara Cheshnegirovo di selatan Bulgaria dengan membersihkan bunker dan bangunan lainnya, seperti dikatakan Angkatan Darat AS.

Baca Juga: Joe Biden Tercatat Sebagai Presiden Usia Tertua, Jose Mujica Merupakan Presiden Termiskin

Pada 11 Mei, para serdadu AS memasuki dan membersihkan sebuah bangungan dekat bandara yang mereka yakini sebagai bagian dari kawasan latihan.

Namun bangunan tersebut telah diambil alih oleh seorang sipil Bulgaria yang dioperasikan sebagai bisnis pribadi.

“Tak ada senjata ditembakkan selama interaksi tersebut,” menurut pernyataan Angkatan Darat AS, seperti dikutip laman sfgate.com.

Baca Juga: Hutan Kuno Borth yang Hilang Muncul Kembali, Mitos Cantre'r Gwaelod Jadi Kenyataan

Presiden Bulgaria Rumen Radev mengatakan “sungguh tidak bisa diterima kehidupan warganegara Bulgaria yang tenang ditempatkan berisiko oleh unit militer.”

“Berlatih di kawasan Bulgaria yang melibatkan sekutu kami seharusnya mendorong rasa keamanan dan kepercayaan dalam pertahanan kolektif, tidak menimbulkan ketegangan di antara rakyat Bulgaria,” kata Radev.

Akhirnya pihak Kedutaan Besar AS di Bulgaria meminta maaf kepada pebisnis tersebut dan para pegawainya.

Baca Juga: Desa Curon Muncul Lagi setelah 71 Tahun Menghilang, Warga Berburu Foto untuk Instagram

“Kami selalu belajar dari latihan tersebut dan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kekeliruan tersebut,” kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

“Kami akan menerapkan prosedur yang lebih teliti untuk mendefinisikan kawasan latihan kami dan mencegah insiden seperti ini di masa depan,” tambahnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Sfgate.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x