Kekacauan juga tejadi di Kota Qidong, di mana toko-toko menjual beras dan beberapa orang melaporkan dirampok untuk bahan makanan mereka dalam perjalanan pulang.
Surat kabar Economic Daily milik pemerintah memperingatkan pembaca untuk tidak membiarkan imajinasi mereka menjadi liar dengan ketakutan akan invasi.
Baca Juga: Masyarakat Panik Beredar Daging Beracun, Polisi Tutup Tiga Supermarket
Surat kabar itu menjelaskan, saran Kementerian Perdagangan untuk menyiap persedian, bukan karena ada perang, tapi sebagai langkah antisipasi Covid.
Hu Xijin, pemimpin redaksi surat kabar Global Times - corong untuk partai Komunis - menyalahkan pengguna media sosial karena menabur kepanikan.
Dia berkata: "Saya tidak percaya bahwa negara ingin mengirim sinyal kepada publik saat ini melalui pemberitahuan dari Kementerian Perdagangan bahwa orang perlu bergegas dan bersiap untuk perang."
Baca Juga: Gurita Diobral Rp65 Ribu, Supermarket Dikritik Pekerja Amal, Yayasan Hewan hingga Menteri
Kepanikan tersebut menyoroti ketegangan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir di Taiwan, yang telah banyak diliput oleh media China.
Tentara Pembebasan Rakyat yang berkekuatan dua juta orang secara teratur menggelar latihan invasi, dan jet China melakukan serangan ke wilayah udara Taiwan.
Dikutip The Sun, bulan lalu Global Times mengatakan perang "bisa dipicu kapan saja" dalam peringatan keras terhadap sekutu Taiwan di Barat.***