Dalam pernyataan terpisah di aplikasi perpesanan Telegram, Serhiy Haidai, gubernur Administrasi Negara Regional Luhansk, mengatakan: "Masih tidak mungkin untuk sampai ke lokasi tragedi itu."
Pernyataan itu juga dibagikan oleh Olexander Scherba, mantan duta besar Ukraina untuk Austria. "Horor mutlak di Kreminna dekat Luhansk," tweetnya.
Baca Juga: Rusia di Ambang Kehancuran Usai Invasi ke Ukraina, untuk Bertahan Kremlin Harus Menjadi Koloni China
"Tank Rusia mendekati rumah senior setempat dan melepaskan beberapa tembakan. 56 warga sipil tewas."
Rusia terus-menerus membantah klaim Barat bahwa pasukannya sengaja menargetkan warga sipil.
Sementara itu, Wali Kota Kreminna, Vlodymyr Struk, dilaporkan ditembak mati setelah diculik dari rumahnya beberapa minggu lalu.
Struk yang pro-Rusia menyambut baik invasi Vladimir Putin ke Ukraina. Istrinya mengklaim, Struk menderita luka tembak di jantung.
Mengumumkan kematian di Facebook, Anton Gerashchenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, mengklaim bahwa Struk adalah pendukung Republik Rakyat Luhansk.
"Struk secara aktif mengejar posisi pro-Rusia. Dia intens berkomunikasi dengan Federasi Rusia," tulis Anton.