Rusia Menuduh Barat Membantu Ukraina Mempersiapkan Tuduhan Palsu Kejahatan Perang

- 13 April 2022, 15:04 WIB
Warga berunjuk rasa memegang plakat dengan slogan menentang pembantaian di Bucha selama berlangsungnya demonstrasi pro-Ukraina, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di luar Downing Street, di London, Inggris, 9 April 2022.
Warga berunjuk rasa memegang plakat dengan slogan menentang pembantaian di Bucha selama berlangsungnya demonstrasi pro-Ukraina, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di luar Downing Street, di London, Inggris, 9 April 2022. /REUTERS/Henry Nicholls/File Photo

ZONA PRIANGAN - Rusia telah menuduh Barat (Amerika Serikat dan Inggris) membantu Ukraina dalam mempersiapkan klaim palsu tentang dugaan penganiayaan warga sipil di Ukraina agar diberitakan oleh media internasional dalam upayanya untuk mencoreng Rusia.

Sejak pasukan Rusia menarik diri dari kota-kota dan desa-desa di sekitar ibukota Ukraina Kyiv, pasukan Ukraina telah menunjukkan kepada wartawan mayat-mayat yang mereka katakan adalah warga sipil, yang dibunuh oleh pasukan Rusia, rumah-rumah yang hancur dan mobil-mobil yang terbakar.

Pihak Barat mengatakan bahwa warga sipil yang tewas adalah bukti dari kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia. Wartawan Reuters melihat mayat di kota Bucha, tetapi tidak dapat memverifikasi secara independen siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu.

Baca Juga: Wanita Rusia Mengizinkan Suaminya untuk Memperkosa Perempuan Penduduk Setempat di Ukraina

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pemerintah Ukraina sedang diarahkan oleh Amerika Serikat untuk menabur bukti palsu kekerasan Rusia terhadap warga sipil, meskipun apa yang disebut sebagai "langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Moscow untuk menyelamatkan warga sipil".

"Amerika Serikat, yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam mengorganisir provokasi dengan korban manusia, melanjutkan kampanyenya untuk menciptakan dan mempromosikan 'bukti palsu'," kata kementerian pertahanan Rusia, dikutip Zona Priangan.com dari Reuters.

Sementara pihak Ukraina mengatakan bahwa Rusia bersalah atas genosida dan telah meminta Barat dan aliansi militer NATO untuk memberikan labih banyak dukungan.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Rabu 13 April 2022: Al Tunjuk Muka Ammar dan Bersumpah untuk Memecahkan Reputasi Sang Pengacara

Rusia mengatakan intelijen Inggris membantu Ukraina untuk mempersiapkan klaim palsu baru tentang dugaan pelanggaran di timur laut Ukraina. Kementerian pertahanan tidak memberikan bukti atas klaim keterlibatan Inggris dan AS.

"Provokasi palsi baru yang menuduh angkatan bersenjata Federasi Rusia melakukan perlakuan kejam terhadap penduduk Ukraina sedang dipersiapkan oleh rezim Kiev di bawah kepemimpinan dinas khusus Inggris di wilayah Sumy," kata kementerian itu.

Rusia mengatakan wartawan Barat telah diundang ke wilayah Sumy di timur laut Ukraina untuk "melakukan pembuatan film plot yang dipentaskan". Kementerian mengatakan media Barat akan segera mempublikasikan berita palsu tersebut. Tidak disebutkan media mana.

Baca Juga: Serangan Kremlin Ditingkatkan, Semangat Baru Puluhan Ribu Tentara Rusia Diturunkan di Wilayah Donbas

Dikatakan bahwa pasukan Rusia telah meninggalkan tempat dugaan beberapa pelanggaran, desa Nyzhnya Syrovatka di Ukraina pada 20 Maret.

"Tujuannya adalah untuk memicu Russiphobia dengan latar belakang krisis ekonomi yang berkembang pesat di Eropa," kata kementerian itu.

Invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, jutaan orang terlantar dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Foto Mainan yang Dianggap Lucu Menyerupai Wajah Putin dari Gips Berbentuk Phallic Membuat Heboh Jagat Maya

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertindak untuk membela orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina dari penganiayaan.

Ukraina mengatakan sedang berjuang melawan perampasan tanah bergaya kekaisaran dan menolak klaim genosida Putin sebagai omong kosong.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x