ZONA PRIANGAN - Militer Ukraina melalui Brigade Udara Terpisah ke-25 Sicheslavia menghancurkan tiga tank bebek duduk Rusia.
Keberhasilan Brigade Udara Terpisah ke-25 Sicheslavia menambah kemunduran pasukan Vladimir Putin yang berusaha menguasai Donbass.
Dalam tayangan video, tiga tank bebek duduk milik Moskow tidak bisa melarikan diri dari bidikan artileri jarak pendek.
Baca Juga: Militer Ukraina Akan Melepaskan Sejumlah Prajurit Rusia yang Menjadi Tawanan Perang, Ini Alasannya
Ketiganya meledak dalam hitungan detik. Ledakan cukup keras, disusul dengan kepulan asap dan berakhir dengan tank hancur berkeping-keping.
Semula ketiga tank Kremlin itu melakukan manuver untuk melakukan serangan. Namun sebelum serangan terjadi, Brigade Udara Terpisah ke-25 Sicheslavia mencegatnya dengan rudal.
Pasukan Rusia berusaha melarikan diri dengan tank mereka tetapi masing-masing kendaraan terkena rudal, menyebabkan gumpalan asap putih mengepul dari tank yang tidak bergerak.
Divisi yang bertanggung jawab atas serangan itu, Brigade Sicheslavia, bertanggung jawab atas setidaknya dua serangan lagi terhadap tank Rusia lainnya.
Rekaman muncul, tiga minggu setelah Ukraina diserbu, menggambarkan sebuah tank Rusia dihancurkan oleh brigade.
Tiga hari kemudian, brigade merilis foto lebih lanjut dari tank T-72 Rusia yang menjadi sasaran, lapor Express.
Ini adalah satu-satunya Angkatan Udara Ukraina yang dapat dikirimkan ke lokasi dengan kendaraan lapis bajanya.
Lebih dari seperempat kelompok taktis batalyon Rusia telah dibiarkan dalam "pertempuran tidak efektif" sejak mereka menyerang pada 24 Februari, menurut Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Inggris.
Mereka diyakini telah mengerahkan sekitar 65 persen dari seluruh kekuatan tempur daratnya di Ukraina, setara dengan sekitar 120 kelompok.
Baca Juga: Tentara Ukraina Menemukan Harta Karun Saat Menggali Parit Pertahanan di Wilayah Odessa
Pembaruan Intelijen Pertahanan mengatakan: “Pada awal konflik, Rusia mengerahkan lebih dari 120 kelompok taktis batalyon, sekitar 65 persen dari seluruh kekuatan tempur daratnya."
“Kemungkinan lebih dari seperempat unit ini sekarang telah menjadi tidak efektif dalam pertempuran,” ungkap Kemenhan Inggris.***