ZONA PRIANGAN - Ukraina mengatakan pada Jumat bahwa Rusia telah mendeportasi paksa lebih dari 210.000 anak sejak invasinya pada 24 Februari dan menuduh Moskow ingin menjadikan mereka sebagai warga negara Rusia.
Ombudswoman hak asasi manusia Lyudmyla Denisova mengatakan anak-anak itu termasuk di antara 1,2 juta warga Ukraina yang menurut Kyiv telah dideportasi di luar kehendak mereka.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi angka yang diberikan oleh Denisova atau tuduhannya, di mana dia tidak memberikan bukti pendukung.
Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Sabtu 14 Mei 2022: Bu Rosa Semaput, Al Kembali Pulang dengan Mengajak Roy
Kremlin tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari tuduhan Denisova mengenai deportasi sejumlah besar anak-anak dan warga negara Ukraina lainnya.
Moskow membantah sengaja menargetkan warga sipil sejak mereka melancarkan misi yang selama ini mereka sebut sebagai operasi militer khusus di Ukraina dan mengatakan pihaknya menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ingin meninggalkan Rusia.
"Ketika anak-anak kita dibawa keluar, mereka menghancurkan identitas nasional, merampas masa depan negara kita," kata Denisova di televisi nasional, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
"Mereka mengajari anak-anak kita di sana, dalam bahasa Rusia, sejarah yang (Presiden Rusia Vladimir) Putin telah ceritakan kepada semua orang," tambahnya.