ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin menghadapi masalah kehabisan senjata modern setelah sering dihancurkan oleh tentara Ukraina.
Pakar militer Oleh Zhdanov mengatakan, indikasi berkurangnya senjata modern Rusia, setelah munculnya senjata perang jadul di perang Donbass.
Prajurit Kremlin mengerahkan tank bebek duduk tipe tank T-62 yang berusia 50 tahun. Itu justru menjadi titik lemah mereka.
Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Mengamuk, Gunakan Bom Vakum Pukul Mundur Tentara Ukraina di Novomykhailivka
Menurut Oleh Zhdanov, dalam serangan agresif di Donbass, pasukan Moskow tampaknya mengobral senjata modern.
Namun hal itu menjadi bumerang bagi Rusia, karena senjata modern itu banyak dihancurkan dan mereka mulai kehabisan senjata.
Dengan munculnya kembali tank T-62, tidak hanya menunjukkan Rusia mulai kehabisan senjata, tapi juga melemahkan kekuatan mereka.
Di sisi lain, pasukan Rusia telah meraih kemajuan di wilayah Luhansk yang dapat membuat pasukan Ukraina mundur, lapor The Sun.
Pejuang Kiev mungkin harus mundur dari kantong terakhir mereka di wilayah Luhansk untuk menghindari penangkapan, kata seorang pejabat Ukraina.
Itu terjadi ketika pasukan Rusia menekan di timur, menyebabkan momentum bergeser dalam perang.
Baca Juga: Pejuang Inggris dan Amerika Serikat Pakai Seragam Militer Ukraina Hancurkan Tank APC BTR-80 Rusia
Penarikan bisa membawa Putin lebih dekat ke tujuannya untuk merebut wilayah Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur secara penuh.
Rusia juga mengklaim Lyman berada di bawah kendali penuhnya. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kota di wilayah Donetsk telah jatuh di bawah kendali penuh Rusia.
Itu terjadi setelah separatis pro-Rusia dari Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri mengatakan mereka telah sepenuhnya merebut kota itu.
Baca Juga: Tentara Bayaran Inggris Tertangkap Pasukan Vladimir Putin, Bakal Dieksekusi Regu Tembak Moskow
Kementerian pertahanan mengatakan: "Menyusul tindakan bersama unit milisi Republik Rakyat Donetsk dan angkatan bersenjata Rusia, kota Lyman telah sepenuhnya dibebaskan dari nasionalis Ukraina."***