ZONA PRIANGAN - Legiun Asing dari Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) telah banyak menghabisi pasukan Vladimir Putin di wilayah Donbass.
Kondisi itu membuat Rusia mulai kehabisan prajurit. Padahal, perang belum bisa diprediksi kapan berakhir.
Di sisi lain, perlawanan tentara Ukraina cukup tangguh dan itu di luar dugaan para pemimpin di Kremlin.
Baca Juga: Tentara Ukraina Terdesak, Pasukan Rusia Menghancurkan Avdiivka, Novopavlivska, dan Zaporizhzhia
Perkiraan Ukraina dengan mudah dan cepat ditaklukan ternhata meleset. Pejuang Kiev justru terus menerus membuat kerugian di kubu Moskow.
Mayor Jenderal Chip Chapman, mantan penasihat militer senior Inggris untuk komando pusat AS, mengatakan kepada Sky News, Rusia mulai kehabisan tenaga infanteri.
"Dalam beberapa minggu ke depan, Rusia akan mendapat masalah besar jika tidak dapat mengatasi kekurangan tentara mereka," ujar Chip Chapman yang dikutip Express.
Menurut Chip Chapman, solusi cepat yang diambil Vladimir Putin, yakni memanfaatkan kekuatan mitra atau proksi.
Wajib militer tidak bisa diandalkan, jadi kini butuh bantuan seperti dari prajurit Chechen atau tentara bayaran Grup Wagner.
"Itu merupakan kelemahan di kubu Rusia. Kondisi itu sangat berbahaya dalam mewujudkan keberhasilan invasi di Ukraina," ucap Chapman.
Mayor Chapman berkata: “Kramatorsk akan berada dalam masalah dalam waktu dua atau tiga minggu jika Rusia tidak mencapai puncaknya."
“Karena salah satu masalah yang dimiliki Rusia adalah kurangnya personel. Itulah kelemahan mereka, bahwa cepat atau lambat mereka akan kehabisan tenaga infanteri,” tambah Chapman.
Para ahli Barat telah mengklaim bahwa orang-orang Rusia diduga menghilang dari pos pemeriksaan di selatan Ukraina karena pasukan mereka tampak tipis.
Pasukan Ukraina telah terbukti lebih tangguh dari yang diperkirakan setelah berhasil mendorong tentara Putin kembali ke timur dan selatan negara itu.***