Rusia Hancurkan Tiga Jembatan, Beberapa Warga Kota Lysychansk Berharap Pasukan Vladimir Putin Menang

- 18 Juni 2022, 20:41 WIB
Jurnalis The Sun, Jerome Starkey di dalam Rumah Budaya yang hancur di Lysychansk.*
Jurnalis The Sun, Jerome Starkey di dalam Rumah Budaya yang hancur di Lysychansk.* /News Group Newspapers Ltd/

ZONA PRIANGAN - Tiga jembatan yang menghubungkan Lysychansk ke Severodonetsk semuanya telah hancur dibom pasukan Vladimir Putin.

Rumah penduduk dan fasilitas umum juga banyak yang tinggal puing-puing. Bahkan Istana Kebudayaan pun menjadi sasaran tembak Rusia.

Serangan gencar pasukan Kremlin, membuat warga Lysychansk menderita. Sebagian besar dari mereka sudah mengungsi. Lysychansk pun mati bagi kota hantu.

Baca Juga: Serangan Tentara Ukraina Menghancurkan Tambang Batu Bara Donetsk, 77 Penambang Terjebak di Bawah Tanah

Nadiezhda dan suaminya Yurii termasuk warga yang bertahan tinggal di Lysychansk. Mereka menguburkan mayat tetangga yang terbunuh rudal Moskow.

Hidup Nadiezhda makin sengsara karena tiak memiliki listrik, gas, atau air mengalir.

Blok flat mereka memiliki lubang sepuluh meter di bagian depannya yang robek oleh rudal Rusia. Tapi mereka bertekad untuk tetap tinggal.

Sekitar 100.000 orang telah melarikan diri dari Lysychansk, kota kembar zombie Severodonetsk. Antara 10.000 hingga 20.000 tersisa.

Baca Juga: Ratusan Tentara Rusia Gugur dalam Pertempuran Kota di Severodonetsk, Warga Mariupol Terserang Kolera

Hanya tugas dan keputusasaan yang membuat mereka tetap di sana.

Nadiezhda dan Yurii termasuk di antara enam penghuni terakhir di blok Soviet lima lantai yang dulunya merupakan rumah bagi 100 orang.

Mereka hidup dengan bantuan dari sukarelawan yang menjalankan tantangan artileri Rusia yang mengelilingi kota di tiga sisi.

Penduduk mengisi daya ponsel mereka dengan generator tentara mereka, tetapi hanya untuk menggunakannya sebagai obor karena tidak ada sinyal seluler di kota.

Baca Juga: Kehancuran Tentara Rusia Terlihat di Kota Nova Kakhovka Akibat Dihantam Rudal Balistik Tochka-U

Semua toko tutup. Semua mobil yang berfungsi hilang. Hanya puing-puing kendaraan yang hancur berserakan di jalan-jalan yang kosong.

Beberapa kendaraan, tanpa jendela dan roda, telah diseret ke penghalang jalan darurat.

Tetapi pos pemeriksaan sebagian besar tidak berawak karena hanya ada sedikit penduduk yang tersisa.

Baca Juga: Tentara Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengintai Merlin-VR Rusia, Kerugian Vladimir Putin Bertambah

“Kami hampir putus total. Ini hampir sama buruknya dengan Mariupol,” kata Nadiezhda, mengacu pada pengepungan pelabuhan selatan yang menewaskan hingga 20.000 orang.

Di dekat rumahnya, reruntuhan Istana Kebudayaan kota membara. Di alun-alun taman, ekor dua roket Rusia mencuat dari tanah.

The Sun menyaksikan wanita tua yang membungkuk menarik troli di atas pecahan kaca saat artileri bergemuruh.

Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Kaget Diserang Bom Vakum Buatan Sendiri, Ukraina Rampas 2 Tank 72-B

Beberapa tampaknya tidak peduli jika mereka tinggal di Ukraina atau Rusia. Beberapa warga justru ingin pasukan Putin menang.

Kepala polisi Oleh Hryhorov mengatakan sekitar 35 orang baru-baru ini ditangkap karena bekerja sama dengan pasukan Rusia.

Bagi mereka yang memang ingin pergi, satu-satunya jalan keluar adalah dengan polisi atau konvoi kemanusiaan.

Hryhorov menambahkan: "Bahkan jika mereka memiliki mobil, tidak ada bensin untuk dijual."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x