Scholz: Negara-negara G7 Mengkhawatirkan tentang Krisis Ekonomi Global

- 27 Juni 2022, 11:00 WIB
PM Italia Mario Draghi, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden AS Joe Biden, PM Jepang Fumio Kishida dan PM Inggris Boris Johnson berfoto di kastil Schloss Elmau, selama KTT para pemimpin G7 di Garmisch-Partenkirchen, Jerman, 26 Juni 2022.
PM Italia Mario Draghi, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden AS Joe Biden, PM Jepang Fumio Kishida dan PM Inggris Boris Johnson berfoto di kastil Schloss Elmau, selama KTT para pemimpin G7 di Garmisch-Partenkirchen, Jerman, 26 Juni 2022. /REUTERS/Jonathan Ernst

ZONA PRIANGAN - Semua pemimpin negara demokrasi kaya Kelompok Tujuh khawatir tentang krisis ekonomi yang mengancam karena pertumbuhan melambat dan inflasi melonjak, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan setelah sesi kerja tentang ekonomi global di pertemuan tahunan KTT G7.

"Semua anggota prihatin tentang krisis yang kita hadapi - penurunan tingkat pertumbuhan di beberapa negara, kenaikan inflasi, kekurangan bahan baku, perubahan pasokan yang terganggu - ini bukan tantangan kecil," kata Scholz dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) memulai pembicaraan selama tiga hari pada hari Minggu di Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman dan dalam pertemuan tersebut pembicaraan mengenai Ukraina menjadi pembahasan utama.

Baca Juga: Putin Dijadwalkan Bertemu Jokowi, Lakukan Perjalanan Luar Negeri untuk Pertama Kali sejak Menginvasi Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden AS Joe Biden juga akan membahas proposal untuk mengatasi kenaikan tajam harga pangan dan minyak di seluruh dunia, serta inflasi, dengan para pemimpin Kanada, Prancis, Italia, Jepang, dan Inggris.

Salah satu pengumuman pertama adalah prakarsa infrastruktur senilai $600 miliar atau sekitar Rp8,8 kuadriliun untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi perubahan iklim.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x