Haidai menambahkan bahwa berkat kerja partisan Ukraina di wilayah Luhansk, penjajah Rusia telah memutuskan untuk tidak mengadakan pseudo-referendum di wilayah tersebut untuk bergabung dengan Rusia dalam waktu dekat.
Gubernur Luhansk mengatakan para pendukung Ukraina di wilayah itu menjadi lebih aktif akhir-akhir ini dan, dikombinasikan dengan pasukan Ukraina, menghancurkan gudang dan pangkalan Rusia.
Pasukan Ukraina menyerang pangkalan militer Rusia di Lysychansk, Luhansk, pada 16 Agustus, menewaskan sekitar 100 tentara Rusia, menurut media Ukraina.
Dua hari sebelumnya, Haidai mengatakan ada serangan di markas tentara bayaran yang disewa Presiden Rusia Vladimir Putin, Perusahaan Militer Swasta Wagner (Grup Wagner), di Popasna.
Itu terjadi beberapa minggu setelah Rusia mengubah tujuan perangnya untuk fokus mengamankan Donbass, wilayah timur yang terdiri dari provinsi Donetsk dan Luhansk, yang sebagian sudah dikuasai oleh proksi separatisnya.
Baca Juga: Pasukan Vladimir Putin Bantai 140 Tentara Batalyon Elit Ukraina, Puluhan Pejuang Kraken Turut Tewas
Pada pertengahan Mei, seluruh batalyon pasukan Rusia dihancurkan saat mencoba menyeberangi Sungai Siverskiy Donetsk.
Foto satelit menunjukkan lusinan kendaraan lapis baja yang hancur tersebar di kedua tepi sungai, lapor Express.***