Presiden Korea Selatan Perintahkan Balasan Tanpa Ragu-ragu terhadap Provokasi Korea Utara

- 28 Desember 2022, 23:44 WIB
Helikopter Lynx Angkatan Laut Korea Selatan menembakkan suar saat upacara peringatan Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan, yang akan jatuh pada 1 Oktober, di Komando Armada Kedua Angkatan Laut di Pyeongtaek pada 28 September 2017.
Helikopter Lynx Angkatan Laut Korea Selatan menembakkan suar saat upacara peringatan Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan, yang akan jatuh pada 1 Oktober, di Komando Armada Kedua Angkatan Laut di Pyeongtaek pada 28 September 2017. /REUTERS/Jung Yeon-Je/Pool

Militer Korea Selatan telah meminta maaf atas tanggapan mereka dan mengatakan mereka tidak bisa menembak jatuh drone tersebut karena terlalu kecil.

Hubungan antara Korea Utara dan sekutu AS, Korea Selatan, tidak akur selama beberapa dekade dan semakin memanas sejak pemerintahan konservatif Yoon mengambil alih pada bulan Mei yang menjanjikan garis yang lebih keras dengan saingan utara.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Berencana untuk Berbicara dengan Putin dalam Beberapa Hari Mendatang

Korea Utara juga terus menekan pengembangan senjata dengan banyak uji coba rudal tahun ini di tengah spekulasi bahwa itu bisa menguji senjata nuklir untuk yang ketujuh kalinya.

Sebelumnya pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengumumkan rencana untuk mengeluarkan 560 miliar won atau sekitar Rp6,9 triliun selama lima tahun ke depan untuk meningkatkan pertahanannya terhadap drone, termasuk pengembangan senjata laser udara dan jammer sinyal.

Korea Selatan juga akan memperluas kemampuan drone-nya menjadi tiga skuadron. Korea Selatan juga bercita-cita untuk memperoleh lebih banyak jet tertutup dan kapal selam rudal balistik serta mempercepat pengembangan sistem untuk menangkis roket, kata kementerian tersebut.

Baca Juga: Presiden Zelensky: Lebih dari 1.300 Tahanan Perang Dikembalikan ke Ukraina

"Kami akan menguatkan kemampuan balasan kami untuk bisa menghancurkan fasilitas utama di mana saja di Korea Utara dalam keadaan serangan nuklir atau penggunaan senjata pemusnah massal," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Secara keseluruhan, kementerian bercita-cita mengeluarkan 331,4 triliun won atau sekitar Rp4,1 kuadriliun untuk pertahanan selama lima tahun ke depan, dengan kenaikan tahunan rata-rata 6,8%.

Anggaran tahun ini sebesar 54,6 triliun won atau sekitar Rp676 triliun. Pengeluaran pertahanan tergantung pada persetujuan parlemen.***

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x