ZONA PRIANGAN - Di sebuah kawasan industri sederhana di Ukraina utara, dua mantan eksekutif Microsoft dan tim insinyur memproduksi drone militer yang dapat melakukan perjalanan jarak jauh dan membawa muatan besar.
AeroDrone, yang membuat drone penyemprot hama tanaman sebelum perang dan sekarang memasok angkatan bersenjata Ukraina, membuat pesawat tanpa awak yang dapat membawa hingga 300 kilogram atau terbang hingga beberapa ribu kilometer dalam konfigurasi tertentu.
Ketika Ukraina berusaha mempersempit kesenjangan yang menganga antara kemampuan militernya dan Rusia, Kyiv mengatakan mereka memperluas program drone untuk pengintaian dan menyerang target musuh dalam jarak yang lebih jauh.
Baca Juga: Objek Mata-mata Kremlin Ditemukan di Sebelah Pipa Nord Stream
Mereka berharap bahwa pembuat drone domestik seperti AeroDrone akan membantunya memenuhi tujuan ambisiusnya.
Pemerintah sekarang bekerja sama dengan lebih dari 80 produsen drone yang berbasis di Ukraina, kata Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, kepada Reuters.
Dia mengatakan bahwa Kyiv membutuhkan ratusan ribu drone, yang sebagian besar di antaranya berasal dari industri dalam negeri yang berkembang pesat.
Baca Juga: Akibat Perang Rusia-Ukraina, Kelas Menengah di Rusia akan Menyusut Drastis
Saat ini, militer mengoperasikan puluhan model drone domestik dan asing yang memenuhi "spektrum yang luas", kata Reznikov, dalam jawaban tertulisnya terhadap pertanyaan-pertanyaan.
"Drone berpotensi menjadi pengubah permainan di medan perang dengan cara yang sama seperti halnya MLRS Barat yang akurat tahun lalu," ungkap Reznikov, mengacu pada senjata Sistem Roket Peluncur Ganda.
Unmanned aerial vehicles (UAV) alias pesawat tak berawak hanyalah salah satu elemen dalam perang yang saat ini didominasi oleh artileri, infanteri, dan rudal. Moskow telah mampu menggempur target di seluruh Ukraina dengan rudal jarak jauh, yang tidak dimiliki oleh Kyiv.
"Tidak ada gunanya mengharapkan keseimbangan dalam waktu dekat," kata Reznikov tentang menutup kesenjangan persenjataan.
Dia menambahkan: "Rusia juga sedang berupaya meningkatkan UAV-nya".***