Seorang Musisi Ditangkap Polisi, Picu Gelombang Unjuk Rasa hingga Tewaskan Tiga Orang

- 19 November 2020, 13:41 WIB
 Ilustrasi unjuk rasa.
Ilustrasi unjuk rasa. /PIXABAY

Rosebell Kagumire, editor platform digital Feminisme Afrika, mengatakan gas air mata dan peluru dapat terdengar di berbagai bagian Kampala sepanjang hari, tetapi keadaan telah tenang pada malam hari.

“Itu tidak hanya di tengah kota tetapi juga lingkungan yang berbeda,” kata Kagumire yang dikutip zonapriangan.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: FPI Tancap Gas, Makin Kencang Kibarkan Hashtag #Anies4PresidenRI2024

"Di luar Kampala berbagai kota juga dilanda protes yang menyerukan pelepasan Bobi Wine," tambahnya.

Itu terjadi setelah akun Twitter Bobi Wine, seorang musisi yang menjadi pemimpin oposisi, mengatakan polisi dengan kasar membobol kendaraannya dan membawanya ke tahanan.

“Harga kebebasan itu tinggi tapi pasti akan kita atasi,” kata salah satu tweet.

Baca Juga: Tebing Breksi Masih Menyimpan Hal Ghaib, Jangan Berbuat Tak Senonoh agar Terhindar Petaka

Juru bicara polisi Fred Enanga mengatakan Bobi Wine, yang bernama asli Robert Kyagulanyi Ssentamu, ditangkap karena melanggar pedoman Covid-19 yang mengharuskan calon presiden bertemu atau berbicara dengan kurang dari 200 orang.

"Bobi telah ditangkap pagi ini di Kota Luuka, tapi kami tidak tahu keberadaannya sekarang," kata saudara politikus itu, aktivis oposisi Fred Nyanzi, kepada kantor berita dpa.

“Kami belum diizinkan untuk melihatnya dan kami tidak tahu apa yang terjadi,” tegas Joel Ssenyonyi, juru bicara partai politik Bobi Wine, National Unity Platform.***

Halaman:

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x