ZONA PRIANGAN - Hari Raya Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022. Umat Muslim yang mampu sudah menyiapkan pemotongan hewan kurban.
Demikian juga para pedagang sapi, domba, kambing sudah bermunculan di sejumlah titik penjualan. Bahkan ada beberapa tempat penjualan yang dibangun secara dadakan.
Setiap tahun sering terdengar ada beberapa warga yang berebut mendapatkan daging kurban hingga ada yang terluka.
Tata cara pembagian kurban yang tidak tertib menjadi pemicu munculnya insiden rebutan daging kurban. Dan peristiwa semacam itu selalu terulang.
Lantas siapa saja yang sebenarnya berhak mendapatkan daging kurban? Bernahkah orang yang kaya tetap berhak mendapatkan daging kurban?
Terkait jatah orang kaya untuk mendapat kurban memang benar adanya. Islam mengajarkan, jika seseorang berkurban, maka tetangga sekitarnya perlu diperhatikan.
Itu artinya, sekalipun tetangga punya ekonomi yang mapan, dia tetap memperoleh jatah hewan kurban.
Sebab dalam ritual berkurban, selain ada makna berbagi juga terkandung rasa silaturahmi. Dengan membagikan hewan kurban ke tetangga (walau kaya) maka akan terjalin silaturahmi.
Manfaat silaturahmi itu sendiri sangat besar. Di antaranya, bisa memperbanyak rezeki dan memperpanjang umur.
Baca Juga: Sapi Lahir dengan Dua Kepala Membuat Heboh Warga Kota Nova Venecia, Brasil
Lantas siapa lagi yang perlu mendapatkan daging kurban? Pertama shohibul kurban atau orang melaksanakan kurban. Bagian untuk dia, yakni sepertiga dari daging kurban.
Kedua, para fakir miskin. Kaum dhuafa ini perlu mendapatkan daging kurban untuk mengurangi beban kehidupannya. Mereka juga jadi turut menikmati kebahagian di Hari Raya Idul Adha.***