Piala Dunia Qatar 2022 Resmi Dibuka, Diwarnai Kericuhan di Fan Festival Sejam Jelang Kick-Off

- 21 November 2022, 07:45 WIB
Tampilan umum selama upacara pembukaan Piala Dunia Qatar 2022 pada Minggu malam, 20 November 2022 di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar.
Tampilan umum selama upacara pembukaan Piala Dunia Qatar 2022 pada Minggu malam, 20 November 2022 di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar. /REUTERS/Pawel Kopczynski

ZONA PRIANGAN - Piala Dunia Qatar 2022 resmi dibuka pada Minggu malam waktu setempat dan penguasa Qatar menyerukan kepada orang-orang dari semua ras dan orientasi untuk mengesampingkan perbedaan, ketika negara Teluk itu menghadapi kritikan atas perlakukan terhadap pekerja asing dan hak-hak LGBT.

Qatar mempertaruhkan reputasinya demi berjalannya turnamen dengan mulus dan membantah tuduhan pelecehan pekerja dan diskriminasi. Sementara FIFA berharap semua pihak untuk mengalihkan perhatiannya terhadap aksi pemain di lapangan.

Selain itu, pihak penyelenggara juga membantah tuduhan suap untuk memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Baca Juga: 7 Fakta Seputar Piala Dunia Qatar 2022, Messi Berpeluang untuk Menambah Koleksi Trofi Piala Dunia

""Orang-orang dari semua ras, kebangsaan, kepercayaan, dan orientasi akan berkumpul di sini di Qatar dan di sekitar layar di seluruh benua untuk berbagi momen-momen menarik," kata Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani kepada kerumunan di stadion berbentuk tenda, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

"Betapa indahnya orang dapat mengesampingkan apa yang memisahkan mereka untuk merayakan keragaman mereka dan apa yang menyatukan mereka pada saat yang sama," tambahnya.

Tamim hadir di stadion Al Bayt, diapit oleh Presiden FIFA Gianni Infantino dan duduk di samping para pemimpin Arab lainnya. Acara pembukaan menampilkan unta, aktor AS Morgan Freeman, anggota boy band K-pop BTS Jungkook dan penyanyi Qatar Fahad Al-Kubaisi dan langit di sekitar stadion diterangi dengan permainan kembang api.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Kembali Bersaing, Kali Ini di atas Papan Catur

Tampak putra mahkota Saudi Arabia, presiden Mesir, Turki dan Aljazair serta Sekretaris Jenderal PBB menjadi saksi kekalahan tuan rumah 0-2 atas Ekuador, sekaligus menjadikannya sebagai tuan rumah Piala Dunia pertama yang kalah di laga pembuka.

Ini merupakan negara pertama di Timur Tengah yang menggelar Piala Dunia termahal di dalam sejarah, puncak dari dorongan soft power Qatar, setelah diboikot 3,5 tahun oleh Saudi Arabia, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain yang berakhir tahun lalu.

Uni Emirat Arab melakukan pemulihan hubungannya dengan Doha lebih lambat dari Saudi Arabia dan Mesir, mengirim wakil presidennya yang juga penguasa Dubai, tempat di mana mayoritas penggemar Piala Dunia tinggal selama berlangsungnya turnamen.

Baca Juga: Virgil Van Dijk Siap Pimpin Kebangkitan Belanda Di Piala Dunia

Kehadiran Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menjadi sinyal semakin cairnya hubungan para pemimpin Qatar dengan Turki dan Mesir.

Selain itu, untuk pertama kalinya penerbangan komersial langsung dari Tel Aviv ke Doha, meskipun tidak ada hubungan bilateral formal. Ini berkat campur tangan FIFA sehingga lahir sebuah kesepakatan.

Qatar berharap dengan suksesnya menggelar Piala Dunia akan mengukuhkannya sebagai pemain global, menampilkan kekuatan kepada pesaingnya di wilayah Teluk dan mencoba untuk mengatasi rasa frustasi setelah mendapat kritikan yang terus meningkat sebagai negara tuan rumah.

Baca Juga: Eric Dier Mengaku Kecewa Piala Dunia Qatar 2022 Diwarnai dengan Kontroversi

Kapten tim Denmark dan Jerman sepakat untuk mengenakan ban kapten One Love, saat mereka bersiap untuk berkompetisi di negara Muslim konservatif di mana hubungan sesama jenis adalah ilegal.

Kericuhan terjadi di dalam dan di luar fan festival satu jam sebelum kick-off setelah penyelenggara mengizinkan terlalu banyak pendukung membanjiri halaman stadion.

Kontrol kerumunan akan menjadi kunci, di mana sekitar 1,2 juta penggemar diperkirakan akan mengunjungi kota, lebih dari sepertiga poplasi Qatar yang sebagian besar terdiri dari pekerja asing yang jauh melebihi jumlah warga asli Qatar.

Baca Juga: Manuel Neuer Janji Pakai Ban Kapten 'One Love' di Piala Dunia Qatar 2022

Seorang warga Qatar bernama Qatari Ahmed Al-Kuwari, 69, memilih tinggal di rumah bersama keluarganya untuk menonton acara pembukaan Piala Dunia.

"Qatar telah menjadi bengkel dan sarang lebah," katanya kepada Reuters soal hiruk pikuk konstruksi dan mengkritik keras Qatar sebagai kemunafikan.

Alkohol dilarang di stadion tetapi tersedia di FIFA Fan Festival dan di tempat lainnya.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x