Karena tekanan udara dari dalam tidak diperlukan lagi, bola ini sendiri bisa terlihat bagian dalamnya, dengan ratusan lubang kecil heksagonal yang memungkinkan udara melewatinya.
Bekerjasama dengan perusahaan manufaktur EOS, purwarupa cetak 3D ini menggunakan metode selective laser sintering (SLS) untuk menyatukan beberapa lapisan serbuk polimernya.
Baca Juga: Bintang UFC Jordan Williams Kembali ke Jalur Kemenangan, Melempar Seorang Pencuri Mobil
Namun, ada beberapa pertanyaan yang tak bisa dijawab mengenai bola basket futuristik ini.
Contohnya, kita tidak benar-benar tahu bagaimana cara memegangnya, karena bahan berbasis polimer baru dan rancangan kisi-kisinya, bagaimana udara yang masuk bisa berdampak pada lemparan atau bagaimana dengan cuaca yang berangin, atau bagaimana reaksinya bila bola diputar.
Sepertinya lubang-lubang heksagonal tidak memungkinkan untuk memutar bola di atas ujung jari. Dan bagaimana bila bola kemasukan kerikil, apakah masih bisa memantul.
Jadi kita harus menunggu sampai Wilson pada akhirnya meluncurkan bola basket tanpa angin ini secara komersil.***