Ia mencetak gol di pertandingan babak semifinal melawan Inggris, yang akhirnya dimenangkan oleh Jerman Barat melalui drama adu penalti, dan penaltinya itu mengatantarkan der Panzer ke babak final.
Kemenangan tersebut memunculkan gelombang perayaan nasional di Jerman, yang sedang dalam proses reunifikasi setelah runtuhnya Tembok Berlin setahun sebelumnya.
Gol kemenangan gelar Brehme di Roma juga dirayakan tidak jauh dari sana di Inter Milan, klub Italia tempatnya bermain saat itu bersama rekan setim nasional Matthäus dan Jürgen Klinsmann.
Baca Juga: Pertarungan Panjang Neuer untuk Merebut Kembali Tempatnya di Timnas Jerman
Sebagai kapten, Matthäus seharusnya yang mengambil penalti Jerman Barat di babak final, tetapi kondisi sepatu dari pemilik nomor punggung 10 itu rusak di babak pertama dan ia tidak percaya diri karena sepatu penggantinya terlalu besar.
“Keputusan cerdas untuk membiarkan Andreas Brehme mengambil penalti,” kata Matthäus.
“Seseorang harus maju. Dan bagi kami, itu masalah siapa yang merasa percaya diri,” kata Brehme dalam wawancara FIFA tahun 2017.
“Yang penting penalti masuk dan kami menjadi juara dunia".
Baca Juga: Thomas Mueller Tidak Berencana Mundur dari Timnas Jerman
Brehme mengakui keputusan penalti itu “diragukan” meskipun hal itu tidak menghentikannya untuk mencetak gol penalti melawan kiper Argentina yang sebelumnya tidak terkalahkan, Sergio Goycochea, pada menit ke-85. Jerman Barat telah mendominasi pertandingan tetapi Goycochea tampil luar biasa.