Network
“Sementara [dalam sprint] dia melintasi tikungan, menggunakan karet untuk membuat motor berbelok, untuk mengejar lap time, meningkatkan suhu yang sebenarnya menurunkan performa.
“Jadi mereka menemukan solusi. Mereka menggunakan 40 grab karet dengan sempurna per lap, sama dengan satu liter bahan bakar. Itu matematika!
"Itu di mana Ducati benar-benar unggul. Bagnaia adalah seorang ahli matematika - dia menghitung semuanya, tahu apa yang bisa dia lakukan, dan setiap kali dia tampil seperti itu adalah suatu kebahagiaan untuk ditonton".
Baca Juga: Pecco Bagnaia: Mesin Balap Tak Terkalahkan atau Hanya Keberuntungan?
Sylvain Guintoli menambahkan: “Sirkuit ini sangat unik untuk kejuaraan.
“Jadi saya pikir itu adalah solusi khusus untuk masalah yang dihadapi di sini.
“Tapi itu menunjukkan kekuatan yang dimiliki Ducati dengan data mereka untuk memecahkan masalah, dan kemampuan Pecco untuk beradaptasi.
"Mereka memutuskan bersama bahwa mereka tidak dapat mempertahankan performa untuk balapan dengan menggunakan ban belakang sebanyak itu.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Bertahan di Ducati: Era Baru Menuju Sejarah MotoGP
“Mereka mengubah geometri motor untuk membuatnya lebih efisien di zona pengereman, dan mengatakan pada Pecco ‘Anda perlu menghasilkan lap time di zona pengereman’. Itu mudah diucapkan…
