Hujan Intan di Planet Neptunus dan Uranus tapi Manusia Tidak Akan Bisa Singgah di Kedua Planet Tersebut

23 Juli 2022, 21:37 WIB
Planet Uranus dan Neptunus.* /NASA/

ZONA PRIANGAN – Dua planet es raksasa di tata surya kita ternyata mengalami hujan intan, yaitu planet Neptunus dan Uranus.

Uranus dan Neptunus merupakan planet es raksasa dan juga memperlihatkan warna biru yang sama dalam penampilannya.

Sudah sejak lama para ilmuwan telah mencurigai bahwa ada hujan intan di kedua planet tersebut.

Baca Juga: Sosok Alien Terekam Kamera Penjelajah NASA di Mars, Terbaring di Batu Sambil Lakukan Pengamatan

Sementara kita menunggu hasil penemuan mengejutkan dari Teleskop Antariksa James Webb, kita cari tahu dulu mengapa ada hujan permata di Uranus dan Neptunus?

Kedua planet ini tampaknya berwarna biru, hal itu disebabkan oleh keberadaan gas metana di atmosfernya. Seperti kita ketahui metana tersusun dari atom-atom karbon.

Mengapa ini penting? Ini sama dengan atom-atom karbon yang membentuk berlian di atmosfer planet ini karena suhu tinggi dan kondisi tekanan yang besar.

Baca Juga: Musim Hujan saat yang Cocok Menanam Porang, Rasakan juga 6 Manfaat dari Umbinya

Fenomena ini diangkat kembali ke permukaan setelah pakar astrofisika Naomi Rowe-Gurney berbicara mengenai hal ini dalam sebuah podcast NASA.

"Metana memiliki karbon di dalamnya dan karbon ini bisa terjadi dengan sendirinya dan juga terbentuk oleh tekanan tinggi, seperti, di kedalaman atmosfer,” kata Rowe-Gurney.

"Dan di dalam planet ini, ketika sangat panas dan padat, akan terbentuk intan. Dan ini berarti akan turun berupa hujan di atmosfer,” tambanya.

Baca Juga: Nelayan Temukan Harta Karun Kerajayaan Sriwijaya Berupa Batu Permata dan Cincin Emas dari Sungai Musi

Lalu, apakah Anda sudah siap berburu permata berharga tersebut? Sayangnya di kedua planet tersebut tidak ada manusia yang bisa bertahan dalam kondisi ekstrem.

Kedua planet ini tidak memiliki permukaan, Uranus sebenarnya sebuah planet yang terbuat dari cairan yang berputar, sementara atmosfer Neptunus sangat luas dengan kedalaman yang luar biasa, membuatnya manusia mustahul bisa bertahan.

Gagasan hujan berlian di Uranus dan Neptunus pertama kali dilontarkan oleh Marvin Ross dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore pada 1981 dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di Nature dengan judul "Lapisan Es Uranus dan Neptunus - Intan di Langitnya?”

Baca Juga: Temukan Ambergris yang Bau Busuk, Seorang Nelayan Jadi Kaya Raya Mendadak

Ross menyebutkan, seperti ditulis American Scientist, bahwa tekanan dan suhu tinggi di dalam raksasa es tersebut memaksa atom karbon dan hidrogen pada gas metana terpisah, memerasnya menjadi sebuah struktur intan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: American Scientist

Tags

Terkini

Terpopuler