Buku ALAK, Upaya Polres Banjar Memerangi Korupsi

3 Juli 2020, 23:20 WIB
KAPOLRES Banjar, AKBP Melda Yanny, Ketua Tim Saber Pungli Kota Banjar sekaligus Waka Polres Banjar, Kompol Ade Najmulloh dan Pendiri Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK), Sofian Munawar menunjukan Buku ALAK saat diluncurkan di ruang Video Conference (Vicon Room) Mako Polres Banjar.*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Bersamaan momen Hari Bhayangkara ke-74, Buku Antologi Literasi Anti-Korupsi (ALAK) diluncurkan di Mako Polres Banjar, Jumat 3 Juli 2020.

Peluncuran Buku ALAK setebal 256 halaman ini secara virtual, langsung dari ruang Video Conference (Vicon Room).

Saat itu hadir Kapolres Banjar, AKBP Melda Yanny, Ketua Tim Saber Pungli Kota Banjar sekaligus Waka Polres Banjar, Kompol Ade Najmulloh dan Pendiri Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK), Sofian Munawar.

Buku ini merupakan karya kolektif-kolaboratif. Penulis utamanya, Kompol Ade Najmuloh (Ketua Tim Saber Pungli Kota Banjar/Waka Polres Banjar), Siti Maroah (Ketua YRBK).

Total kontribusi 33 orang penulis. Meliputi, berbagai latar belakang, baik siswa, mahasiswa, guru, kepala sekolah dan jurnalis.

Kapolres Banjar, AKBP Melda Yanny, saat peluncuran buku ALAK, menyatakan, korupsi itu merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinarly crime). Korupsi menjadi faktor paling utama penghambat kemajuan bangsa.

"Korupsi harus dihadapi secara bersama-sama, kompak dan massif. Saya menyabut baik dan menyambut gembira hadirnya buku ini. Tentunya dengan adanya budaya literasi ini akan lahir sikap kritis secara massif untuk mencegah tindak korupsi sejak dini,” ujar Kapolres Melda Yanny.

Paling krusial

Hal senada dikatakan Wakapolres Banjar, Kompol Ade Najmulloh. Ditegaskannya, masalah korupsi masih merupakan persoalan paling krusial yang dihadapi bangsa Indonesia.

Untuk itu, dikatakan dia, persoalan ini harus menjadi perhatian dan kesadaran bersama. Karena, korupsi masih menjadi masalah besar yang mengancam negeri ini.

“Saya apresiasi kepada para guru sebagai pendidik serta anak-anak muda yang memiliki kepedulian dan sikap anti-korupsi. Saya bangga di sini ada mahasiswa bahkan juga siswa yang masih belia tapi sudah punya sikap kritis dan kepedulian terhadap gerakan anti-korupsi. Ini luar biasa,” ujarnya kepada wartawan Kabar Priangan Dede Iwan.

Pendiri YRBK, Sofian Munawar, berharap melalui edukasi dan literasi anti-korupsi dapat menjadi strategi utama untuk melawan praktik korupsi sejak dini.

Mencegah itu lebih baik dari pada mengobati. Begitulah nasihat dokter. Hal yang sama juga dapat diterapkan dalam upaya pemberantasan korupsi.

Edukasi dan literasi anti-korupsi diharapkan dapat menjadi upaya panting yang dilakukan sejak dini agar tindak korupsi tidak terjadi.

"Kami berharap buku ini dapat memberi kontribusi dalam upaya pencegahan korupsi sejak dini,” ujar Sofian.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler