Kisah Seorang Ayah Nekat Curi HP, Agar Anaknya Bisa Belajar Online

4 Agustus 2020, 19:56 WIB
Ilustrasi Mencuri HP / Pixabay /

ZONA PRIANGAN - Layaknya pihak keluarga korban pencurian akan merasa sangat kesal terhadap pelaku pencurian.

Bahkan pihak keluarga biasanya akan melaporkan pelaku ke polisi dan terkadang mereka juga melakukam aksi main hakim sendiri untuk melampiaskan kekesalannya.

Lain halnya dengan apa yang dirasakan Ahmad Teguh (34), salah seorang anggota keluarga korban pencurian di wilayah Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.

Baca Juga: Pemda Kab. Sumedang Bahas Lanjutan Pilkades Serentak

Ia justru malah merasa sedih dan terenyuh setelah mengetahui siapa orang yang telah mencuri handphone milik ayahnya.

"Awalnya beberapa hari yang lalu, saya mendapat kabar jika handphone milik ayah saya hilang dari rumah.

Saya sempat kesal juga karena ada orang yang telah berani mencuri handphone ayah saya," ujar Ahmad, Selasa (4/8/2020).

Baca Juga: Carma Terkejut, Tiba-tiba Bupati Subang Membongkar Rumahnya

Ahmad yang saat itu tengah berada di kawasan Bandung, tuturnya, lalu mencoba mencari tahu keberadaan handphone ayahnya yang hilang melalui sebuah aplilkasi.

Berdasarkan informasi dari aplikasi tersebut, diketahui jika posisi handphone milik ayahnya masih ada di wilayah Garut, bahkan tak jauh dari rumah.

Akhirnya Ahmad berinisiatif untuk pulang ke Garut dan mencari  keberadaan handphone milik ayahnya yang hilang.

Baca Juga: Pemda Kab. Sumedang Bahas Lanjutan Pilkades Serentak

Dengan ditemani seorang temannya, Ahmad pun mendatangi titik lokasi yang menunjukan keberadaan handphone milik ayahnya yang ternyata jaraknya tak terlalu jauh dari rumahnya.

"Tadinya saya dan teman saya akan langsung menangkap pelaku pencurian untuk kemudian menyerahkannya ke polisi.

Namun ketika sampai di rumah milik orang yang diduga telah mencuri handphone milik ayah saya, eh saya malah sedih dan terenyuh," katanya.

Baca Juga: Kawasan Perkebunan Teh Margawindu Sumedang Dilirik Jadi Kawasan Wisata

Diungkapkannya, rumah orang yang diduga telah mencuri handphone tersebut lebih layak disebut sebagai gubuk.

Saat itu rasa kesal yang semula dirasakannya langsung hilang dan berganti dengan rasa sedih karena terenyuh.

Namun demikian Ahmad tetap memutuskan untuk menemui orang yang diduga telah mencuri handphone dan ia meminta izin untuk masuk.

Baca Juga: Pelaku Usaha Sektor Wisata, Rentan Terpapar Covid-19

Sesampainya di dalam rumah, Ahmad lebih terhenyak lagi karena melihat handphone milik ayahnya ternyata sedang digunakan belajar oleh salah seorang anak.

Masih menurut Ahmad, saat berada di dalam rumah, ia juga sempat menyaksikan langsung lima penghuni rumah menyantap satu piring mie instan secara bersama-sama.

Saat itulah Ahmad tak kuasa menitikan air matanya dan memutuskan untuk bicara baik-baik dengan pemilik rumah.

Baca Juga: Anggota Polsek Ligung Polres Majalengka, Fokus Sosialisasi Pencegahan Covid-19

"Rumah yang lebih layak disebut gubuk kecil itu ternyata dihuni oleh lima orang yakni sepasang suami isteri serta ketiga anaknya.

Dari ketiga anaknya, hanya satu yang sudah sekolah dan anak itulah yang saat itu saya lihat sedang menggunakan handphone milik ayah saya yang sebelumnya hilang untuk belajar online," ucap Ahmad.

Diakui Ahmad, dirinya kian terenyuh manakala pemilik gubuk kecil itu dengan terus terang mengakui jika handphone yang sedang digunakan belajar oleh anaknya itu memang diambil dari rumah orang tuanya.

Baca Juga: Lelang Gula Selalu Rendah, Petani Tebu Terancam Rugi

Hal itu terpaksa ia lakukan demi anaknya bisa belajar secara online akibat dihentikannya sistem belajar tatap muka akibat pandemi Covid-19.

Saat itu, Ahmad pun tak bisa banyak bicara. Ia hanya bisa meminta agar keesokan harinya orang tersebut menemui ayahnya dan menyampaikan jika ia telah menemukan handphone-nya.yang hilang dari salah satu tempat.

Ahmad mengungkapkan, handpone milik ayahnya tersebut selanjutnya ia bawa pulang untuk kemudian diserahkan kepada ayahnya.

Baca Juga: 257 Anggota Polres Subang Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Tak lama setelah itu, orang yang telah mengambil handphone itu datang ke rumah dan sambil menganis, ia langsung meminta maaf kepada ayahnya.

Lebih jauh disampaikan Ahmad, ia dan seluruh keluarganya sepakat untuk menyelesaikan hal itu secara kekeluargaan.

Mereka yakim jika orang tua itu mengambil handphone karena benar-benar terpaksa, sekedar ingin memenuhi kebutuhan anaknya untuk bisa belajar online.

Baca Juga: Peternak Bebek Makin Sedikit, Usaha Telur Asin Ibu Suryati Terancam

"Kalau saja si bapak itu punya niat jahat dan benar-benar ingin mencuri, ia tak hanya akan mengambil handphone milik ayah saya saja.

Saat itu di meja ada dua buah handphone dan satu buah laptop, tapi yang ia ambil hanya satu buah handphone.

Makanya kami memutuskan untuk memaafkannya,'" ujar Ahmad.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler