Pupuk Subsidi Sulit Didapat, Kartu Tani juga Banyak yang Tidak Berfungsi

29 September 2020, 17:37 WIB
SALAH satu kios yang menjual pupuk, kesulitan memperoleh kiriman pupuk subsidi.* /zonapriangan.com/RAHMAT ISKANDAR

ZONA PRIANGAN - Sejumlah petani di Majalengka megeluhkan sulitnya memperoleh pupuk urea bersubsidi di kios-kios tempat mereka membeli pupuk

Di kios tersebut tersedia hanya pupuk urea non subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal mencapai Rp 6000 per kg.

Padahal mereka mengaku tengah melakukan pemupukan untuk tanaman padi musim gadu.

Baca Juga: Jerinx SID Bacakan Keberatan dalam Sidang Ujaran Kebencian IDI Kacung WHO

Karena pupuk subsidi langka akhirnya mereka terpaksa membeli pupuk non subsidi dicampur dengan ponska untuk mengurangi beban harga mahal.

Jamal warga Kelurahan Cicenang mengatakan, kebutuhan pupuk sebanyak 80 kg akhirnya dia hanya membeli sebanyak 30 kg saja karena uangnya terbatas. Sisanya dia membeli ponska.

“Padu digemuk wae heula, ulah teu digemuk teuing,” ungkapnya.

Baca Juga: Posting Ulasan Negatif Tentang Hotel, Wisatawan Terancam Hukuman 2 Tahun Penjara

Kartu tani menurut para petani saat ini tidak berlaku untuk pembelian pupuk karena pupuknya tidak tersedia di kios.

Kartu tani hanya bisa mengecek kuota yang tidak berlaku untuk pembelian.

Eneng pemilik kios pupuk di Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka membenarkan tidak tersedianya pupuk bersubsidi.

Baca Juga: Kejam, Seorang Guru Meracuni 23 Murid TK, Pantas kalau Dihukum Mati

Kondisi ini sudah berlangsung selama kurang lebih dua bulanan. Tak heran jika banyak petani yang datang dan tidak bisa dilayani.

Permintaan pupuk dari petani sangat banyak, jika dikumulatifkan selama sejak Agustus hingga sekarang mencapai lebih dari 5 tonan.

"Sebagian petani terpaksa membeli pupuk non subsidi yang jumlahnya tidak terlalu banyak karena harganya mahal selisihnya mencapai Rp 4.000,” ungkap Eneng.

Baca Juga: BLACKPINK Catat Rekor Baru, Rilis Ice Cream Peroleh Pelanggan Terbanyak di YouTube

Dia mengaku sudah menyampaikan hal tersebut kepada pihak distributor agar bisa mengirim barang ke kiosnya untuk memenuhi kebutuhan petani di wilayahnya sesuai dengan quota yang diminta petani. Namun pihak distributor belum juga mengirim barang.

Pihak distributor mengatakan pupuk tersedia banyak di gudang, namun belum bisa mengirim, alasannya belum ada lonceng dari pusat.

"Kalau begini ya kasian petani mereka harus mencari pupuk atau membeli pupuk non subsidi padahal nyawahnya sedikit,” tutur Eneng.

Baca Juga: Tembakan Terdengar di Rumah Hantu, Pria Berusia 29 Tahun Terkapar

Persoalan lain yang dihadapi menyangkut pupuk adalah, ada banyak pemilik Kartu Tani namun ketika kartu dipergunakan untuk mengecek kuota ternyata kuota pupuk miliknya tidak tersedia di data.

Ada pula yang kartunya tidak bisa diakses di mesin mengecek, demikian dilaporkan wartawan ZonaPriangan.com, Rahmat Iskandar.

Kartu milik Enjang Sutisna misalnya, ketika Kartu Tani digesek ternyata tidak bisa diakses.

Demikian juga milik Samita yang orangnya telah meninggal dan kartu diganti dengan nama istrinya Kuat, ternyata kartu tidak bisa diakses.

Baca Juga: Tsunami Setinggi 20 Meter Terjadi jika Burung-burung Laut Terbang ke Darat

“Ketika digesek yang muncul di layar malah ‘no card’, lahan pertaniannya padahal ada di wilayah Cikalipan,” katanya.

Aceng anak Kuat mengaku bingung dengan sistim demikian. Dia khawatir tidak bisa membeli pupuk.

Malah menurutnya ada yang memiliki dua Kartu Tani, milik satu keluarga padahal areal sawahnya hanya satu.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler