Ih Serem, Tiap Malam Jumat Kliwon, Sejumlah Perempuan Terlihat Berkumpul di Watu Nganak

- 24 November 2020, 09:03 WIB
TIAP malam Jumat Kliwon situs Watu Nganak penuh dengan sesajen.
TIAP malam Jumat Kliwon situs Watu Nganak penuh dengan sesajen. /Keisar P Siregar/cirebonraya.com

ZONA PRIANGAN - Di Cirebon masih banyak situs-situs purbakala yang dipercaya masyarakat mendatangkan berkah.

Salah satu situs, yang sampai sekarang sering didatangi masyarakat, yakni "Watu Nganak" (Batu Beranak) di Blok Megulu Desa Karangsari, Kecamatan Weru.

Bahkan di waktu tertentu, seperti malam Jumat Kliwon situs tersebut penuh pengunjung, utamanya kaum wanita.

Baca Juga: Unik, Jumlah Kawanan Kera di Taman Kalijaga Tidak Pernah Berubah

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di cirebonraya.com dengan judul "Situs Batu Beranak, Dipercaya Bisa Membantu Kesuburan Wanita"

Kok wanita? Iya kaum wanita yang datang ke sana, banyak yang memanjatkan doa agar dimudahkan mendapatkan keturunan.

Konon, ada mitos orang-orang berdoa di situs "Watu Nganak", tidak lama kemudian kesuburannya normal kembali.

Baca Juga: Di Pantai Ini Banyak Monyet, Wisatawan Dilarang Mempertontonkan Aurat

Terlepas dari benar atau tidak, masyarakat sekitar masih tetap menghargai warisan leluhur dengan cara melestarikannya.

Di situs "Watu Nganak" kini dibangun sebuah gubuk untuk melindunginya agar tidak punah.

Bahkan, mereka memberikan sesajen ketika melaksanakan ziarah. Situs itu dipercaya merupakan peninggalan Ki Gede Megulu.

Baca Juga: Perjanjian Linggarjati, Belanda Ngotot Ingin Menguasai Bangunan Bekas Gubuk Janda Jasitem

Berupa batu besar yang terdapat dua lubang dan menempel dua buah batu segenggaman orang dewasa.

Sampai sekarang situs bersejarah itu belum tercatat dalam situs purbakala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon.

Meski demikian, warga Megulu secara swadaya tetap merawat keberadaan benda yang dikeramatkan itu.

Baca Juga: Saat Kolam Dikuras, Ikan Dewa di Cibulan Menghilang, Misteri Itu Belum Terpecahkan

Menurut Taya (57), warga setempat, sejak kecil dirinya sudah mengetahui keberadaan batu dan bangunan tersebut.

Dulu gubug berupa bambu dengan atap welit yang terbuat dari daun tebu kering. Sekarang seiring sulitnya mencari daun teu kering, atap gubug sudah diganti seng.

Belum ada cerita yang pasti terkait keberadaan batu tersebut. Namun, diyakini kalau batu besar dan dua buah batu kecil yang menempel itu sebagai peninggalan Ki Gede Megulu tokoh yang pertamakali menghuni kampung ini.

Baca Juga: Cerita Munjul Bangke dan Misteri Cikurubuk Sekitar Waduk Darma Kuningan

"Warga menghormati dengan memberi sesajen seperti air minum dan makanan ketika hajatan," katanya, Selasa, 24 November 2020.

Pada malam Jumat Kliwon , batu beranak banyak dikunjungi orang. terutama dari luar Desa Karangsari.

Tidak sedikit pengunjung merupakan wanita yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai keturunan.

Baca Juga: Waduk Jatigede, Kesurupan Massal dan Kuburan yang Ditenggelamkan

Mereka meyakini setelah berkunjung ke batu beranak kelak akan punya anak.

Pemerhati benda-benda purbakala, Ichwan Mulyana berpendapat. Sebuah batu besar terdapat dua lubang dan dua buah batu kecil tersebut merupakan batu yoni.

Yakni perlengkapan untuk melakukan upacara adat kesuburan tanah pada masa lalu.

Baca Juga: Hati-hati Memasuki Kawasan Cadas Pangeran, Sering Terjadi Peristiwa Aneh Menimpa Pengendara

"Biasanya untuk melakukan ritual meminta kesuburan tanah, karena dahulu masyarakat hanya mengandalkan hidup dari pertanian," tuturnya. (Keisar P Siregar/cireboraya.com)***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: cirebonraya.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x