Kue Apem Sebagai Tradisi Kebersamaan, Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong

- 3 Oktober 2021, 18:32 WIB
Tradisi pembuatan apem yang biasa dilakukan pada bulan safar di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.
Tradisi pembuatan apem yang biasa dilakukan pada bulan safar di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Tradisi pembuatan apem yang biasa dilakukan pada bulan safar di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka hingga kini masih terus berlanjut.

Bahkan sejumlah anak muda menggelar festival apem agar tradisi terus dilakukan anak muda, Minggu 3 Oktober 2021.

Apem adalah makanan khas yang terbuat dari tepung beras, pembuatannya bisa digarang semacam kue serabi atau bisa juga dikukus. Adonannya pun nyaris sama bedanya apem dibuat dengan campura ragi serta melalui permentasi.

Baca Juga: Rocky Gerung: Sekalipun Kita Marah dan Jengkel, Kita Tidak Bisa Membentak Anak Buah di Depan Publik

Menurut keterangan Yayah, Juju dan Ami Suratmi yang biasa setiap tahun membuat apem, di wilayahnya apem dibuat dari tepung beras dicampur ragi dan nasi liwet yang lembek.

Semua bahan diaduk hingga larut selama lebih dari setengah jam. Setelah itu adonan di simpan dalam wadah berupa jolang, baskom atau panci sambil dtutup rapat selama kurang lebih dua jam agar mengembang. Setelah adonan mengembang baru apem di masak melalui cetakan dengan api sedang.

Untuk sausnya menggunakan godokan gula merah, gula putih dan campuran parut kelapa hingga wangi.

Baca Juga: Polisi Tangkap Seorang Manajer yang Terlibat Perkosaan di Klub Tari Telanjang

Cara makannya apem di simpan di piring dan disiram saus manis. Bisa juga apem dimasukan ke saus manis tersebut.

Apem yang dibuat warga tersebut biasa dibagikan kepada para tetangga. Semua tetangga bisa saling hantar dan semua bisa menikmatinya.

“Dalam sehari bisa ada tiga bungkus kiriman apem jika lagi musim. Satu bungkus bisa isi empat atau lima buah,” kata Yayah.

Baca Juga: Ini 15 Sunah Rasulullah Muhammad SAW yang Bisa Membuat Rumah Tangga Selalu Harmonis

Menurutnya, pembatan apem biasa juga dilakukan secara berkelompok. Misalnya apem dibuat oleh tiga atau lima keluarga. Setiap keluarga bisa saling menyumbang. Misalnya ada yang menyumbang beras 1 atau 2 kg, ada pula yang hanya beras sakati (satu liter) ditambah uang Rp 5.000 atau ada yang hanya menyumbang kelapa dan gula . Pembuatannya dilakukan secara bersama-sama.

“Belakangan pembuatannya dilakukan bersama-sama, mulai jarang yang membuat sendiri-sendiri.” ungkap Ami.

Disampaikan Juju, Yayah dan Ami, pembuatan dan saling hantar apem di wilayahnya sudah berlangsung secara turun temurun dari nenek moyang mereka hingga sekarang.

Baca Juga: Pakistan Melakukan Negosiasi dengan Gerilyawan Tehrik-i-Taliban Pakistan Bahkan ketika Serangan Terus Berlanj

Mereka tidak mengetahui secara persis bagaimana sejarah apem di buat oleh nenek moyang mereka. Hanya katanya ada yang menyebut bahwa apem dulu dibuat oleh Sunan Kalijaga, yang saat itu baru pulang dari Makkah kemudian melihat warganya yang nyaris kelaparan, melihat kondisi itu kemudian Sunan Kalijaga memerintahkan untuk membuat apem dan dibagikan kepada warga. Tradisi itu terus berlanjut, hanya dilakukan setiap memasuki bulan Safar. Ada pula yang menyebutkan bahwa apem dari India.***

Ribuan apem

Pada Minggu sejumlah warga di Desa Bantarwaru melaksanakan festival apem dengan membuat lebih dari 1.000 apem dengan menghabiskan bahan 25 kg beras dan 2 kg nasi liwet dan 50 buah ragi, adonan hingga mencapai 6 jolang. Untuk saus atau warga menyebut kinca bahannya menghabiskan 20 kg gula merah, 10 kg gula batu dan 15 biji kelapa.

Untuk menyelesaikan pembuatan apem ini dilakukan oleh 5 orang ibu-ibu dan anak muda, karena harus mebuat kinca dan mengemasnya ke dalam plastik.

Apem-apem ini menurut tokoh pemuda Inin nastain dibagikan kepada para pengunjung festival yang yang diselenggarakannya sambil menggelar pentas seni serta sebagian dinikmati bersama di acara pentas.

Baca Juga: Marshel Rela Tak Dibayar Kalau Diminta Roasting Jokowi: Itu Buat Etalase Saya

“Hari kemarin kami juga membuat apem hanya semua dibagikan kepada tetangga, sekarang membuat khusus untuk dinikmati bersama di acara fstival.” ungkap Inin.

Untuk wadah apem, Inin memberdayakan perajin besek, sehingga apem yang dibagikan kepada para tamu diwadahi besek. Selain para tamu juga secara beramai-ramai menikmati apem di tempat festival

Dia ingin tradisi pembuatan apem yang menunjukan sikap kebersamaan terus dilakukan semua warga. Makanya anak muda harus bisa membuat apem dan juga memahami pilosofi dari pembuatan apem tersebut, yakni kebersamaan, hidup rukun dan saling tolong menolong.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x