Lebih dari 3.000 Tentara dan Polisi Wanita Afghanistan Menghadapi Risiko Penyiksaan, Penjara dan Kematian

- 3 Oktober 2021, 10:01 WIB
Ada kekhawatiran bahwa 3.000 tentara dan polisi wanita Afghanistan berisiko disiksa. Pemerintah Inggris mengatakan akan terus bekerja dengan mitra internasional untuk membuat tentara wanita keluar dengan aman.
Ada kekhawatiran bahwa 3.000 tentara dan polisi wanita Afghanistan berisiko disiksa. Pemerintah Inggris mengatakan akan terus bekerja dengan mitra internasional untuk membuat tentara wanita keluar dengan aman. /Daily Mirror/Andy Stenning

ZONA PRIANGAN - Lebih dari 3.000 tentara dan polisi wanita Afghanistan yang dilatih oleh AS dan Inggris menghadapi risiko penyiksaan, penjara, dan kematian. Sementara, kurang dari 20 orang diyakini telah dievakuasi setelah Taliban merebut kekuasaan.

Dan sekarang seorang letnan kolonel Inggris, yang membantu melatih polisi wanita pada puncak konflik pada 2010, khawatir ratusan orang telah dibunuh atau dipenjarakan oleh Taliban.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Minggu 3 Oktober 2021: Irvan Menyayangi Jessica dan Andin tapi Membenci Al dan Pak Surya

Dia mengatakan kepada Sunday People: “Saya berhubungan dengan sekitar 20 wanita - tetapi dalam tiga hari setelah Taliban mengambil alih, komunikasi terputus. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Ini menakutkan, saya merasa malu karena kami secara efektif meninggalkan mereka. Orang-orang Afghanistan memercayai kami.”

Kol Phil Ingram, mantan Intelijen Angkatan Darat, mengatakan: “Banyak dari Taliban, adalah mantan Angkatan Darat Afghanistan, dilatih oleh Inggris dan Amerika.

Baca Juga: Taiwan Tuduh Beijing Lakukan Agresi Militer Saat Puluhan Pesawat China Memasuki Zona Pertahanan Udara Taiwan

"Mereka akan tahu siapa wanita yang bekerja dengan mereka. Mereka kemungkinan akan dicari dan disiksa sebelum dieksekusi," katanya, seperti dikutip ZonaPriangan dari Mirror.co.uk, 2 Oktober 2021.

"Ancaman terhadap wanita pemberani ini seharusnya jelas bagi intelijen militer," imbuhnya.

Lord Richards dari Herstmonceux, mantan Kepala Staf Pertahanan, menambahkan: “Tekanan harus terus diberikan kepada pemerintah untuk menghormati komitmennya terhadap warga Afghanistan yang pemberani.”

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Mirror.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x