Maggot Dapat Mengurai Sampah Organik

- 11 Juli 2020, 18:01 WIB
SATGAS Citarum Harum mengajak masyarakat membudidayakan maggot untuk mengurai sampah organik.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
SATGAS Citarum Harum mengajak masyarakat membudidayakan maggot untuk mengurai sampah organik.*/ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN - Puluhan ibu-ibu majelis taklim yang umumnya ibu rumah tangga mendapatkan edukasi dan penjelasan tentang bagaimana manfaat budidaya maggot yang disampaikan jajaran Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum Sektor 4/Majalaya Kabupaten Bandung, Sabtu 11 Juli 2020.

Sejumlah anak-anak, remaja dan para orang tua juga turut hadir menyimak terkait manfaat budidaya maggot tersebut.

Satgas Citarum Harum menyampaikan hal itu di lingkungan Majelis Taklim Kopfa di Kampung Nengkelan Desa Sukamantri Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Hindari Kawasan Angker jika Tidak Mau Tersesat di Gunung Ciremai

Edukasi tentang budidaya maggot itu merupakan bagian dari sosialisasi penanganan kerusakan daerah aliran Sungai (DAS) Citarum di Jabar.

Pada sosialisasi tersebut langsung dihadiri Komandan Sektor 4/Majalaya Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Asep Nurdin serta jajaran Satgas Citarum Harum lainnya, selain Babinsa Desa Sukamantri.

Pengurus Majelis Taklim Kopfa Ustadz Dadang pun turut menyimak dalam sosialisasi tersebut.

Baca Juga: Anggota DPRD Jawa Barat Tolak Pengembangan Pembangunan di Lahan Konservasi Pagerwangi

Atas petunjuk dan arahan Kolonel Inf Asep Nurdin, Satgas Citarum Harum Sektor 4/Majalaya Subpos Desa Sukamantri Sertu Aguh turut menyampaikan pemaparan tentang manfaat budidaya maggot kepada ibu-ibu majelis taklim.

Sertu Aguh menjelaskan, maggot merupakan jenis belatung atau larva.

"Belatung ini berasal dari lalat, tapi lalat ini tak menularkan kuman sehingga masyarakat yang melaksanakan budidaya maggot sangat aman bagi lingkungan," katanya.

Baca Juga: 305 ABG Jadi Korban Kebuasan Seks Warga Asing Asal Prancis

Menurutnya, budidaya maggot sangat besar manfaatnya karena dapat mengurai sampah organik yang dihasilkan di rumah tangga masing-masing.

"Maggot ini bisa digunakan untuk pakan lele dan pakan ternak. Selain itu, bisa digunakan untuk menyuburkan tanah tandus dan bisa digunakan untuk perikanan," katanya.

Ia pun menjelaskan tentang siklus hidup maggot, mulai dari maggot yang sudah menjadi lalat, kemudian bertelur dan menetas menjadi belatung atau maggot.

Baca Juga: D-1, Hypercar Listrik dari Dendrobium

Setelah melewati massa hidupnya, maggot (belatung) itu kemudian menjadi kepompong dan jadi lalat kemudian bertelur lagi.

Setelah melewati proses produksi, lebih awal lalat maggot jantannya mati.
Sedangkan lalat betinanya mati setelah bertelur dalam kurun waktu tujuh hari.

"Budidaya maggot ini untuk mengurai sampah organik dengan efektif dan nyaris sempurna. Maggot ini sumber protein sangat tinggi dan murah bagi pakan ikan dan ternak. Budidaya maggot pun sangat mudah dan murah," katanya.

Baca Juga: Jonathan Rea Masih yang Tercepat di Balapan World Superbike 2020

Sertu Aguh pun mengungkapkan, sampah menjadi masalah krusial dalam kehidupan manusia.

Di antaranya sampah plastik menjadi persoalan karena baru bisa terurai antara 100-200 tahun.

"Namun yang paling dominan itu sampah organik yang berasal dari sisa dapur atau rumah tangga," katanya.

Baca Juga: Penggeledahan oleh KPK di Banjar Berlanjut ke Rumah Seorang Kontraktor

Untuk mengurangi sampah rumah tangga itu, ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan maggot guna mengurai sampah organik.

"Budidaya maggot dapat menekan volume sampah. Maggot dapat mengurangi sampah organik, karena makanan maggot dari sampah organik," katanya seperti dikutip wartawan Galamedia, Engkos Kosasih.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x