Baca Juga: Jabar Bergerak Bagikan Sembako untuk Tokoh Agama dan Veteran
Sewaktu pernikahannya, ujar Iwan Satibi, Sang putri diarak dari Sembung ke Astana Gunung Jati Cirebon.
Sebagai pengawalnya adalah seorang kemenakan sang Adipati, yaitu Tan Sam Cay.
Dari sinilah awal karier Tan Sam Cay di lingkungan istana Sunan Gunung Jati. Tugas sebagai bendaharawan kesultanan dilanjutkan setelah Sunan Gunung Jati wafat pada 1564.
Baca Juga: Lovren Dilepas ke Zenit, Liverpool Siapkan Pemain Muda di Lini Belakang
Setelah Sunan Gunung Jati wafat, maka Tan Sam Cay mulai melakukan penyimpangan dalam melaksanakan ajaran Islam.
Ia mulai melakukan sembahyang di kelenteng. Tindakan inilah yang membuat kalangan keraton Cirebon membencinya.
Demikian juga seorang penjaga makam keramat di Astana Gunung Jati pun turut membencinya.
Baca Juga: Kepala Dinas PU Banjar Diperiksa, KPK Belum Umumkan Tersangka
Sehingga sewaktu Tan Sam Cay ini meninggal, sang penjaga kubur yang juga seorang muslim Tionghoa bernama Mohammad Murjani (Kung Sun Pak) melarang dimakamkan di komplek Astana Gunung Jati.