Pegiat lingkungan Khawatir Kondisi Alam di wilayah Majalengka Bagian Selatan Rusak Kelestariannya

- 4 April 2023, 16:00 WIB
Pepohonan sudah berkurang drastis, akibat banyaknya penebangan  tanpa ada upaya penanaman kembali.
Pepohonan sudah berkurang drastis, akibat banyaknya penebangan tanpa ada upaya penanaman kembali. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Banjir yang melanda Desa Salawangi dan sebagian Cimanggu Hilir, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka yang terjadi pada Sabtu dan Minggu (1-2/4/2023) sore setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut membuat keprihatinan para pegiat lingkungan di Majalengka.

Pasalnya wilayah tersebut adalah wilayah pegunungan yang sebelumnya dinyatakan tak pernah terjadi banjir. Banjir yang terjadi kemarin melanda areal pesawahan hingga ke pemukiman warga setempat walaupun tidak sempai merendam rumah mereka, namun air di jalan dan pekarangan air mengalir deras.

Terjadinya banjir dituding akibat aktifitas penambangan batu andesit yang terjadi sejak belasan tahun lalu dan batunya dikirim ke sejumlah sentra penggergajian batu di Majalengka dan Cirebon serta wilayah lainnya . Gunung-gunung di wilayah tersebut batunya ditambang yang dituding tak mengindahkan lingkungan dan dampaknya terjadi banjir bandang.

Baca Juga: Jika Disetujui Pemerintah, Majalengka Memiliki Dua Pahlawan Nasional

Ramdhani salah seorang pegiat lingkungan di Majalengka Ramdhani menyatakan keprihatinanya, karena kondisi alam di wilayah Majalengka bagian Selatan semakin hari semakin rusak kelestariannya. Padahal Majalengka bagian Selatan adalah "paru-parunya" Kabupaten Majalengka, dan seyogyanya 30 persen dari laus wilayah adalah hutan, namun kini itu disangsikan.

“Harus diakui hutan terbanyak di Majalengka berada di Selatan, mata air juga di Majalengka bagian Selatan, demikian halnya dengan keberadaan hulu sungai. Sebagai warga Majalengka saya merasa sedih melihat kondisi alam Majalengka saat ini,” ungkap Ramdhani.

Disampaikan Ramdhani, sekarang pepohonan sudah berkurang drastis, akibat banyaknya penebangan tanpa ada upaya penanaman kembali, selain itu sungai-sungai dipenuhi sampah, belum lagi aktivitas galian C, pasir dan penambangan batu banyak yang mengabaikan kondisi lingkungan.

Baca Juga: Bangunan Pasar Darurat di Pasar Lawas Majalengka akan Segera Dibangun

“Mereka belum memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan. Saya sendiri tidak anti terhadap aktivitas tambang, namun tentu aktivitas tambang yang baik untuk kesejahteraan rakyat, karena negara juga tidak melarang aktivitas tambang, negara mempersilahkan rakyatnya memanfaatkan sumber daya alam salah satunya bahan tambang, namun tetap harus memperhatikan lingkungan,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x