Ulama dan Santri Perlu Belajar Siyasah, Cece: Jangan Alergi Politik

- 10 Agustus 2020, 13:24 WIB
KEPALA Kemenag Kab. Pangandaran Drs. H. Cece Hidayat, M.Si.*/AGUS KUSNADI/KABAR PRIANGAN
KEPALA Kemenag Kab. Pangandaran Drs. H. Cece Hidayat, M.Si.*/AGUS KUSNADI/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran Drs. H. Cece Hidayat, M.Si. mengatakan, ulama dan santri tidak boleh alergi berpolitik.

"wajib berpolitik untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kiai tidak boleh alergi politik, para ulama harus ikut terlibat dalam proses politik,” kata Cece, Senin, 10 Agustus 2020.

Hal tersebut, kata dia, juga telah disampaikan kepada para ulama dan guru ngaji se-Kecamatan Kalipucang di gedung MTs Negeri 3 Pangandaran, Kamis pekan lalu.

Baca Juga: Omid Nazari Sangat Menggebu untuk Merumput Bersama Persib

Menurut Cece, sangat dibutuhkan sosok kiai dan santri yang berada di legislatif agar mereka punya keberpihakan kepada umat dan kepada lembaga pendidikan keagamaan Islam, sehingga keberadaanya akan memberikan manfaat dari proses politik.

Kalau nanti ke depan memiliki para legislator, para pemimpin yang berasal dari kalangan ulama dan santri, maka tidak khawatir lagi akan ada keberpihakan yang besar pada lembaga-lembaga pendidikan keagamaan.

"Sebaliknya kalau para ulama alergi politik jangan salahkan kedepan lahir para pemimpin bangsa yang tidak akan berpihak pada lembaga keagamaan dan agama," ujarnya.

Baca Juga: Ikke Nurjanah Kampanyekan Gizi Seimbang

Cece menambahkan, para ulama, santri-santri dan perlu belajar siyasah (politik) untuk meraih kekuasaan, karena kekuasaan dapat digunakan sebagai alat untuk menerapkan kebijakan.

“Ajarkan santri tentang siyasah kenegaraan, lahirnya UU Nomor : 18 Tahun 2019 tentang Undang-Undang Pondok Pesantren merupakan hasil proses politik di parlemen," ungkapnya.

Oleh karenanya kembali ia tegaskan ulama tidak boleh alergi berpolitik, tapi justru ikut didalamnya terhadap proses politik, agar politik itu benar-benar diwarnai dengan politik islami.

Baca Juga: Legenda Rakyat, Air Terjun Mursala Berasal dari Tangisan Seorang Putri

"Dalam negara itu ada pemerintah ada eksekutif, yudikatip, legislatif,
ke 3 komponen ini menjadi sebuah keharusan dalam sebuah pemerintahan," tuturnya.

Dia menyakini terlibatnya ulama pada politik praktis tidak akan kehilangan karisma seorang kiyai selama mereka berlaku jujur, amanah.

"Tidak akan kehilangan marwah sebagai kiyai, justru kiyai di dalam legislatif akan membawa nuansa yang sangat bagus menjadi penguat terhadap penguatan kepada yang lainnya," tegasnya.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x