Lahan Untuk Pemukiman di Garut Kian Sulit

- 25 Agustus 2020, 20:45 WIB
Ketua Himperra Garut menyaksikan akad kredit KPR.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
Ketua Himperra Garut menyaksikan akad kredit KPR.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Usaha perumahan di Kabupatn Garut dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir mengalami penurunan yang sangat signifikan bahkan bisa dibilang terpuruk.

Namun saat ini, perlahan tapi pasti, usaha perumahan mulai kembali menggeliat.

"Beberapa bulan ke belakang, usaha sektor perumahan di Garut sempat terpuruk akibat berbagai faktir termasuk pandemi Covid-19.

Baca Juga: Akibat Korsleting Listrik, Rumah Warga di Pamarican Ciamis Terbakar

Namun alhamdulillah saat ini sudah mulai menggeliat kembali," ujar Ketua Himpunan Perumahan Rakyat (Himperra) Kabupaten Garut, Widi Nugraha saat ditemui di Villa Rancabango Resor dan Hotel, Tarogong Kaler, Selasa 25 Agustus 2020.

Menurut Widi, usaha perumahan yang saat ini sudah mulai menggeliat kembali terutama terjadi pada perumahan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Maraknya pengajuan kredit rumah subsidi sudah mulai terjadi sejak bulan Juni lalu bahkan saat ini sudah ada sejumlah akad kredit yang dilakukan.

Baca Juga: Pengedar Narkoba Tertangkap Polisi, Gara-gara Rantai Sepeda Motornya Putus

Dikatakannya, pada awal masa pandemi Covid-19, akad kredit rumah sempat tersendat karena melihat situasi ekonomi.

Sebagai pemberi fasilitas pembiayaan, pihak bank pun enggan mengambil risiko sehingga saat itu penjualan rumah subsidi anjlok hingga 60 persen.

Meski saat ini pengajuan kredit rumah subsidi sudah mulai banyak kembali, akan tetapi diakui Widi jika kendala masih tetap ada, terutama di ruang gerak yang merupakan dampak dari Covid-19.

Baca Juga: Usut Tuntas Penyebab Kebakaran, Polisi Ambil Sampel Abu Arang dari Gedung Kejaksaan Agung

Adanya zona yang masih belum dikunjungi menyebabkan munculnya hambatan dalam upaya percepatan proses kredit.

Namun jika dibandingkan dengan awal-awal masa pandemi, diungkapkan Widi saat ini sudah ada peningkatan sekitar 30 persen untuk usaha perumahan subsidi.

Hal ini juga tak terlepas dari sikap pihak perbankan yang sudah mulai mau menyambut baik hanya pengajuan kredit rumah dari masyarakat.

Baca Juga: Lapisan Ozon di Belahan Bumi Utara Telah Meningkat Selama 20 Tahun

Bahkan perbankan sudah sepakat untuk mempercepat proses kredit terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Menanggapi adanya keluhan masyarakat terkait adaya sejumlah persyaratan baru yang diterapkan pihak perbankan, seperti keharusan membayar dulu cicilan lebih dari atu bulan, menurut Widi hal itu merupakan hal yang wajar.

Dampak Covid-19 yang hingga saat ini belum hilang, menyebabkan pihak perbankan menginginkan adanya kepastian jika konsumen memang mampu membayar cicilan secara lancar dengan kata lain, perbankan memerlukan adanya semacam jaminan.

Baca Juga: Bikin Heboh! Inul Daratista Gaet Jacky Chan

"Dengan jumlah penduduk Garut yang terbilang tinggi, sudah jelas tingkat kebutuhan perumahan pun sangat tinggi.

Untuk saat ini, kebutuhan perumahan untuk MBR pun masih belum bisa terpenuhi dan deadlock-nya pun masih besar," katanya.

Masih sulitnya memenuhi tingkat kebutuhan rumah di Garut tutur Widi, di antaranya dipengaruhi ketersediaan lahan yang terbatas.

Baca Juga: Di Gunung Sawal Ciamis Jawa Barat, Si Abah dilepasliarkan oleh BBKSDA

Garut memang memiliki luas wilayah yang cukup besar akan tetapi haya 18 persennya saja lahan yang bisa dijadikan pemukiman karena sebagain besarnya merupakan kawasan hutan lindung dan konservasi.

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyampaikan, jika ketersediaan lahan untuk pemukiman di Garut memang sangat kurang. Dari 306.519 hektare lahan yang ada, 82 persen di antaranya merupakan lahan konservasi dan lindung yang tentunya tak boleh digunakan untuk pemukiman.

"Bayangkan, dengan jumlah penduduk Garut yang mencapai 2,7 juta jiwa saat ini, hanya ada 18 persen dari total 306.519 hektare lahan yang bisa digunakan untuk perumahan atau pemukiman.

Baca Juga: Ridwan Kamil Pastikan Tak Ada Lagi Zona Merah di Jabar

Kalaupun ada lahan yang bisa dijadikan pemukiman dan harganya terbilang murah, itu berada di wilayah yang cukup jauh sehingga peminatnya sangat kurang.

Dengan kondisi yang terjadi selama ini dimana lahan semakin berkurang sedangkan jumlah penduduk terus bertambah, Helmi memprediksi harga tanah di Garut akan semakin mahal. Hal ini akibat semakin tingginya pula tingkat kebutuhan akan lahan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah