Tragis! Petani di Majalengka Menjerit, Harga Sayuran Turun Drastis

- 2 September 2020, 16:01 WIB
Nasib cabe keriting di Blok Legok, Desa Sanghyang Majalengka yang dibiarkan tidak dipanen,  karena harganya anjlok tak menutupi biaya senadainya dipanen.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON
Nasib cabe keriting di Blok Legok, Desa Sanghyang Majalengka yang dibiarkan tidak dipanen, karena harganya anjlok tak menutupi biaya senadainya dipanen.*/TATI PURNAWATI/KABAR CIREBON /

Dengan naiknya harga tomat sebagian petani berupaya memanennya kembali, seperti yang dilakukan Sana yang sebelumnya membiarkan tanamannya tak dipanen ataupun dipelihara dengan disiram. Penyiraman hanya mengandalkan embun yang datang setiap pagi.

Baca Juga: Tinggalkan Arsenal, Henrikh Mkhitaryan Berlabuh di Roma dengan Kontrak Permanen

Nana petani cabe yang juga bandar cabe dan memiliki kios di beberapa pasar mengungkapkan, anjloknya harga cabe kali ini cukup lama. Diapun kini tidak pernah mengirim langsung cabe ke Pasar Induk Kramatjati seperti biasanya, namun dititipkan melalu jasa titipan yang biasa ke Jakarta.

“Dari Sanghyang kana truk yang ke Kramat Jati, jadi kalau mengirim barang ke pelanggan di sana dititipkan melalui truk lain, tinggal nanti menghubingi langgan disana mengabarkan jumlah kiriman. Jasa angkutan sekali kirim Rp 500 per kg. Cara seperti ini lebih hemat,” katanya.

Menurutnya, harga cabe cari petani Rp 5.000 kemudian dia jual di Kramatjati seharga Rp 6.500 per kg, dengan begitu Nana masih memiliki laba sebesar Rp 1.000 per kg.***

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x