Jawa Barat Peringkat 1 Penggunaan Transaksi Nontunai di Indonesia

- 15 September 2020, 13:19 WIB
SECARA Nasional, Jawa Barat menduduki peringkat pertama penerapan transaksi nontunai./Ghani Rahmat
SECARA Nasional, Jawa Barat menduduki peringkat pertama penerapan transaksi nontunai./Ghani Rahmat /

ZONA PRIANGAN - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kantor Wilayah (KpW) Jawa Barat mencatat hingga September 2020 lebih dari 964.000 merchant di Jawa Barat telah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau secara nasional mencapai 21, 3%.

Artinya Jawa Barat menduduki ranking pertama di Indonesia. Dari 964.000 merchant tersebut 96% UMKM Kota Bogor sudah menggunakan QRIS atau ke-4 terbanyak se-Jawa Barat.

Kepala BI Jabar Herawanto menjelaskan Kota Bogor sudah menerapkan layanan elektronifikasi transaksi dan retribusi pajak sehingga menjadi wilayah pertama yang mengimplementasikan QRIS sebagai metode alternatif pembayaran PBB di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga: Rolls-Royce Melanjutkan Sistem Kerja Dua Shift dengan Tenaga Kerja yang Dipertahankan

"Kami menyampaikan apresiasi atas dukungan dan komitmen penuh pemerintah kota Bogor dan bapak walikota atas upaya transaksi elektronik di wilayah kota Bogor. Peran aktif tersebut dapat menjadi contoh wilayah lain di antaranya sebagai upaya peningkatan pendapatan asli daerah," kata Herawanto kepada wartawan di Kota Bogor, Selasa 15 September 2020.

Selain itu, upaya implementasi QRIS juga digunakan di sentra kuliner legendaris Teras Surya Kencana pada awal September 2020 lalu. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah kota Bogor sangat serius dalam upaya digitalisasi guna mendukung recovery dan rebound perekonomian Kota Bogor.

Herawanto menyebutkan secara keseluruhan Kota Bogor termasuk 5 besar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Kota Bogor pada tahun 2019 perekonomian tumbuh 6,04% dengan inflasi terkendali juga Agustus 2020 tercatat deflasi 0,6%.

Baca Juga: Realme 7 Pro Dirilis di India, Berikut Harga Resminya

Secara struktural perekonomian kota Bogor didominasi sektor perdagangan industri pengolahan transportasi dan konstruksi yang pada tahun 2019.

"Kinerjanya mengalami peningkatan kecuali kinerja industri pengolahan realisasi investasi di Kota Bogor di bulan Agustus 2020 didominasi PMDN 87,4% hanya 15,26% investor asing seperti Jepang, Singapura dan Amerika Serikat,"ujarnya

Secara sektoral, lanjut Herawanto, realisasi investasi terbesar di konstruksi jasa sehingga kontribusi kota Bogor terhadap perekonomian Jawa Barat sekitar 2,9%.

Baca Juga: Ini Doa Waktu Dhuha, Bakal Deraskan Rezeki Anda

Meski demikian, pertumbuhan kota hujan ini berpotensi terus meningkat karena memiliki keunggulan letak strategis untuk pengembangan permukiman, pelayanan pusat industri nasional, perdagangan transportasi, komunikasi dan pariwisata terutama sebagai penyangga DKI Jakarta.

Diakuinya, bahwa kinerja perekonomian Jawa Barat dan Bogor pada triwulan II 2020 tersebut berdampak dari pandemi Covid-19 baik dari sisi inflasi maupun deflasi yang perlu dicermati agar tidak menimbulkan kecenderungan harga yang tidak menguntungkan bagi produsen seperti peternak maupun petani.

"Harga yang tidak menguntungkan bagi produsen akan menghambat kontinuitas pasokan di kemudian hari. Namun demikian ada titik cara memasuki Triwulan III 2020. Berbagai indikator ekonomi Jawa Barat dan kota Bogor menunjukkan pemulihan dan harus segera kita optimalkan momentum pemulihan ini, tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan!,"pungkasnya.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah