Perayaan Cap Gomeh di Majalengka Dirayakan Secara Sederhana, Tak Ada Barongsai hingga Kesenian Tionghoa

- 28 Februari 2024, 08:14 WIB
Perayaan Cap Gomeh di Majalengka.
Perayaan Cap Gomeh di Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Lilin berwarna merah dengan beragam ukuran terus menyala di Vihara Pemancar Keselamatan atau Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka, pengunjung dari beragam umat keagamaan lalu lalang mendatangi kelenteng dan menyampaikan ucapan selamat Cap Go Meh.

Perayaan Cap Go Meh di kelenteng tersebut cukup sederhana, tidak ada pentas barongsay, wayang potehi ataupun kesenian khas tionghoa lainnya

Namun dialtar tempat umat Budha beribadah lengkap dengan sesajen yang biasa dihidangkan pada upacara Cap Go Meh terutama makanan khas Cap Go meh yakni longtong sayur atau opor kuning lengkap dengan lontong nan empuk.

Baca Juga: Pemkab Majalengka Gelar Bazar Sembako Murah

Buah – buahan aneka warna yang melambangkan unsur logam, kayu, air, tanah dan api tersaji di altah tempat beribadah demikian juga dengan aneka kue basah.

Cap Go Meh sendiri kata Pembina Kelenteng Edhy Subarhi bisa dirayakan semua etnis tionghoa tidak hanya umat Budha atau Kong Hu Cu, tak heran jika pada acara Cap Go Meh banyak yang berkunjung ke kelenteng ataupun ke rumah.

Mereka yang datang ikut meniklamti lontong Cap Go Meh yang langsung disajikan pengurus kelenteng.

“Cap Go Meh itu upacara atau ibadah akhir dari perayaan tahun baru Imlek. Ini biasa dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Jadi akhir dari rangkaian ibadah yang sudah dilaksanakan. Di kami paling padat ibadah itu menjelang imlek hingga sekarang Cap Go Meh,  dan empat kali di bulan Maret, setelah itu ibadah setiap tanggal 15 di bulan purnama.” ungkap Edhy.

Baca Juga: Fasilitas Museum Honda Collection Hall di Mobility Resort Motegi, Jepang, Kembali Dibuka Mulai 1 Maret

Menurutnya di Bulan Maret rangkaian ibadah masih cukup sibuk karena masih ada sembahyang Magha Puja,  Go Lo Jay Sin Ya, Pengingatan Dewa Bumi, dan Dewi Welas Asih.

Seksie Ibadah Ika Wartika mengungkapkan, di Majalengka perayaan Cap Go Meh selalu sederhana. Selain umatnya sangat sedikit yang biasa melakukan sembahyang ke Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka ini juga datang dari luar kota sehingga sulit jika harua menyelenggarakan acara keramaian seperti menggelar barongsay atau wayang.

“Ya sederhana, namun ibadah selalu kami laksanakan bersama umat kami,” ungkapnya.

Makanan khas Cap Go Meh pun tersedia sekaligus menyiapkan bagi umat lain yang berkunjung ke Kelenteng terutama menyajikan opor kuning atau lontong Cap Go Meh.

Baca Juga: Mengapa 29 Februari Penting? Fakta Menarik tentang Tahun Kabisat

Tidak hanya lontong namun juga tersedia telur pindang, mie goreng sebagai tambahan pada lontong Cap Go Meh yang disajikan diatas opor dan lontong.

Opor Cap Go Meh menurut Ika selalu berwarna kuning, karena warna memiliki filosofi tersendiri. Kuning menandakan setiap orang harus berhati emas, berhati bersih dan baik jauh dari sikap iri dan dengki pada sesama manusia.

“Untuk telur, jika memiliki keinginan harus disertai dengan tekad yang bulat agar apa yang dikehendaki bisa tercapai. Serta mie melambangkan panjang usia dan panjang rizki, ada kebersamaan selamat di dunia dan di akhirat.” ungkap Ika.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x