Hati-Hati, Gempa Magnitudo 5,9 Pangandaran Picu Aktivitas Tektonik Lempeng Indo-Australia

- 25 Oktober 2020, 14:29 WIB
Gempa magnitudo 5,9 pangandaran picu aktivitas tektonik lempeng Indo-Australia.
Gempa magnitudo 5,9 pangandaran picu aktivitas tektonik lempeng Indo-Australia. /Instagram/@infobmkg

ZONA PRIANGAN - Terpantau gempa bumi berkekuatan magnitudo 5.9, terjadi di kawasan Pangandaran, Jawa Barat, Minggu 25 Oktober 2020 pagi tadi.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak pada koordinat 107,87° BT dan 8,32° LS atau 90 km barat daya Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 10 km.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menerbitkan tanggapan terkait gempa tersebut.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, gempa itu juga tercatat di badan geologi GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 107.95°BT dan 7.99°LS dan dengan magnitudo M5.5 dan kedalaman 65 km.

Sedangkan badan geologi The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 107.968°BT dan 8,009°LS dengan magnitudo M 5.0 dan kedalaman 57.1 km.

Kasbani melaporkan, gempa di Pangandaran di picu aktivitas tektonik di zona tunjaman lempeng Indo-Australia.

Baca Juga: Khabib Menangis Setelah Menang Lawan Justin Gaethje

"Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di sebelah selatan Pulau Jawa. Berdasarkan tatanan tektonik perairan selatan Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Jawa," ujar Kasbani seperti dalam rilis yang diterima ZonaPriangan.com, Minggu 25 Oktober 2020.

Menurut Kasbani, wilayah di sekitar pusat gempa bumi disusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api berumur Tersier, serta batuan gunung api berumur Kuarter.

Batuan Tersier, kata Kasbani, yang terlapukkan serta batuan berumur muda dan bersifat urai bersifat mengamplifikasi guncangan gempa bumi.

Baca Juga: Hari ini Minggu, 25 Oktober 2020 SIM Outlet Tidak Beroperasi, Ada Dispensasi Waktu Perpanjangan

Kasbani menambahkan, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat. Namun tercatat pula oleh alat deteksi di beberapa pos pengamatan gunung api (PGA).

"Guncangan gempa bumi dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Guntur Kecamatan Tarogong Kaler, Garut dan PGA Gede Kecamatan Cicuruk, Sukabumi dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity), dan Pos PGA Galunggung Kecamatan Padakembang, Tasikmalaya dengan intensitas II MMI," katanya.

Informasi dari tim Badan Geologi yang berada di Kota Bogor, guncangan dirasakan dengan intensitas II MMI. Guncangan gempa bumi juga terekam pada stasiun pemantauan Gunung Salak, Gunung Slamet, dan Gunung Ijen. Namun guncangannya tidak dirasakan.

Baca Juga: Wow, Ratu Elizabeth II Buka Lowongan ART dengan Gaji Fantastis

Berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya, dan Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI serta di Cilacap, Kuningan, Garut dengan intensitas III MMI.

Sementara di Kabupaten Bandung, Banyumas, Kutoarjo, Kebumen, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Bandung dengan intensitas II-III MMI.***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x