Puluhan Kawah Mengerikan Muncul di Siberia Akibat Ledakan Es yang Mengancam Penduduk Arctic

8 Oktober 2021, 19:13 WIB
Lubang runtuhan (sinkhole) terbentuk akibat bom metan.* /Skolkovo Institute of Science and Technology/

ZONA PRIANGAN – Berbagai ledakan gas yang disebabkan perubahan iklim baru-baru ini terjadi di sepanjang lansekap es di Siberia.

Fenomena ini kerap terjadi baru-baru ini dan telah secara acak menciptakan kawah di berbagai bagian negara kawasan ini.

Kawah pertama, C1 ditemukan oleh para ilmuwan pada 2014. Kawah ini terjadi akibat ledakan yang menyebabkan keluarnya gas dari permafrost, sebuah lapisan membeku di bawah tanah yang kini mencair dengan meningkatnya suhu.

Baca Juga: Penjahat di Harry Potter, Tom Felton Pingsan di Lubang 18 Lapangan Golf Ryder Cup Wisconsin

Ledakan-ledakan ini secara serius berisiko mengancam penduduk kawasan Arctic dan bisa memakan korban.

Sebuah tim dari Skoltech Center for Hydrocarbon Recovery di Moskow baru-baru ini memeriksa formasi 20 kawah yang sejauh ini ditemukan di Siberia.

Kawah-kawah ini terkonsentrasi di Semenanjung Yamal dan Gydan, seperti dilaporkan Vice yang dikutip Indiatimes.com.

Baca Juga: Sumur Barhut Dikenal Sebagai Lubang Neraka, Warga Yaman Takut Adanya Ular Besar dan Dihuni Jin

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Geosciences tengah melakukan prediksi di mana ledakan bisa terjadi berdasarkan pada penanda-penanda iklim.

Pemimpin tim dari Rusia ini, Evgeny Chuvilin mengatakan kepada Vice bahwa walaupun akumulasi gas bisa berlangsung bertahun-tahun, bisa juga terjadi secara cepat akibat perubahan dalam sifat fisik permafrost, termasuk akibat perubahan iklim.

Para ilmuwan mencoba memahami interaksi letak permukaan akibat peningkatan suhu dan dengan akumulasi gas di kawasan dalam ini.

Baca Juga: The Shaft, Misteri Lubang Dekat Gunung Gambier Australia yang Meminta Korban 4 Nyawa Penyelam

Saat ini, tim tengah mempelajari C17 sebuah kawah baru yang muncul dua bulan setelah sebuah ledakan di Semenanjung Yamal, Siberia pada musim panas 2020.

Daratan yang membeku permanen atau permafrost bisa mengalami kerusakan jika mencair, dan inilah yang terjadi akibat perubahan iklim pada lapisan beku ini.

Ketika mencair, lapisan ini melepaskan gas rumah kaca dan permukaannya menjadi tidak stabil seperti yang terjadi di Siberia.

Baca Juga: Serangan Bom Meledakkan Masjid di Kunduz, Puluhan Jemaah Shalat Jumat Tewas, Taliban Lakukan Investigasi

Ditemukan bahwa terbentuknya gas metana inilah yang bertanggung jawab berbagai ledakan es di seluruh Siberia.

Ketika pencairan dimulai, permafrost menjadi lemah, karena tidak bisa menopang meningkatnya tekanan metana dari kedalaman.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler