Olah Minyak Jelantah Jadi Biodiesel sebagai Energi Alternatif, Cegah Kerusakan Lingkungan dan Komersialisasi

30 Desember 2021, 23:49 WIB
Olah Minyak Jelantah Jadi Biodiesel Sebagai Energi Alternatif, Cegah Kerusakan Lingkungan dan Komersialisasi. /Universitas Trisakti/

ZONA PRIANGAN - Kini teknologi untuk mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel yang bernilai ekonomis sudah sangat dibutuhkan sekali.

Selain itu metode pengumpulan jelantah secara berkelanjutan yang menjamin ketersediaan jelantah untuk kebutuhan bisnis biodiesel tersebut menjadi permasalahan utama yang dijumpai di masyarakat dan dunia usaha serta industri.

Dalam upaya mengatasi hal tersebut, Universitas Trisakti siap berkolaborasi dengan masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mengolah minyak jelantah menjadi biodesel sebagai energi alternatif.

Baca Juga: Camper Bertenaga Surya Buatan Mahasiswa Belanda, untuk Mempercepat Transisi ke Energi Ramah Lingkungan

Ketua Peneliti Penerima Hibah Kedaireka dari Universitas Trisakti, Astri Rinanti, mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memproduksi biodiesel dari bahan baku minyak jelantah dalam miniplant pengolah.

"Kami menyediakan aplikasi mobile berbasis android dan web apps untuk memfasilitasi pengumpulan minyak jelantah secara terkoordinir, efesien, dan efektif dengan wilayah jangkauan yang lebih luas dibandingkan pengumpulan secara tradisional," katanya belum lama ini.

Lebih lanjut Astri mengatakan, untuk menentukan kelayakan bisnis biodiesel dari minyak jelantah bisa dilihat dari aspek non-finansial meliputi aspek pasar, aspek sosial, ekonomi dan budaya serta aspek lingkungan.

Baca Juga: Terima Aspirasi Mahasiwa, Ridwan Kamil: Energi Terbarukan untuk Kesejahteraan Rakyat

"Selain itu menentukan kelayakan bisnis biodiesel dari minyak jelantah bisa dilihat juga dari aspek finansial," ucapnya.

Menurut Astri, yang merupakan Pakar Bioteknologi Lingkungan, kegiatan ini juga mengimplementasikan Merdeka Belajar melalui pelibatan mahasiswa pada kegiatan pengolahan minyak jelatah menjadi biodiesel, analisis kelayakan, hingga komersialisasi.

"Kegiatan ini penting untuk dilaksanakan karena dapat meningkatkan nilai tambah (value added) limbah minyak jelantah menjadi biodiesel yang bernilai ekonomis dengan pelibatan masyarakat, DUDI, dan insan Dikti," paparnya.

Baca Juga: Ilmuwan Melakukan Terobosan untuk Menghasilkan Energi Tanpa Batas

Selain itu, jelas Astri, kegiatan ini juga dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Sementara Ketua Peneliti Penerima Hibah Kedaireka dari Universitas Trisakti lainnya, Wegig Murwonugroho, mengatakan kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan biodiesel sebagai sumber energi alternatif yang ekonomis serta mewujudkan link and match antara Pendidikan Tinggi dengan masyarakat serta Dunia Usaha Dunia Industri.

"Gagasan inovatif ini lolos dalam program Hibah Kedaireka 2021 sebagai perwujudan kolaborasi Insan Dikti dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri," katanya.

Baca Juga: Hemat Konsumsi Listrik, Alat Pendingin Ini Bisa Menjaga Kualitas Makanan Tetap Dingin Tanpa Daya Listrik

Lebih lanjut Wegig mengatakan untuk pelaksanaan kegiatan ini terbagi menjadi enam tahap. Yakni tahap pertama adalah pemetaan sosial dan bisnis dengan metode kualitatif, kuantitatif, dan analisis data sekunder.

"Selain itu untuk tahap kedua adalah perencanaan dan pembangunan miniplant untuk membuat biodiesel berbahan baku minyak jelantah dengan metode reaksi transesterifikasi," ungkapnya.

Menurut Wegig, tahap ketiga adalah membangun aplikasi mobile berbasis android dan Web App.

Baca Juga: Industri Penerbangan Menyatakan Keprihatinan Soal Peluncuran Teknologi 5G

Kemudian, lanjut Wegig, tahap keempat adalah menganalisis kelayakan bisnis biodiesel dari minyak jelantah dari aspek finansial dengan Business Model Canvas sedangkan aspek non finansial dengan metode social mapping pengumpulan data dengan tahapan getting in, getting along, dan logging data dan analisis eksplanasi.

"Tahap kelima yakni pelaksanaan sosialisasi dan komunikasi dengan menggunakan sosial media, door to door, dan sosialisasi kepada pemerintahan setempat, serta pemanfaatan aplikasi dan miniplant," paparnya.

Tahap terakhir, lanjut Wegig, adalah monitoring dan evaluasi serta melaksanakan implementasi 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan metode blended learning. Kegiatan akan dilaksanakan dalam 2 tahun.

Baca Juga: Waspada, Mikroplastik dari Limbah Plastik Bisa Membunuh Sel Manusia dalam Jangka Panjang

"Tahun ke-1 di 2021 direncanakan berlangsung 6 bulan. Pendanaan kegiatan diharapkan berasal dari Direktor Jenderal Pendidikan Tinggi-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan dari DUDI dengan rasio 3 : 1," ucapnya.

Wegig menjelaskan, pelaksanaan seluruh rangkaian program melibatkan sivitas akademika Universitas Trisakti yaitu dosen, 515 mahasiswa aktif, tenaga kependidikan dan alumni dari berbagai disiplin ilmu, yaitu Teknik Lingkungan, Teknik Industri, Teknik Mesin, Sistim Informatika dan Desain Produk/Desain Komunikasi Visual.

Wegig yang merupakan Pakar Desain Grafis dan Branding ini mengatakan hasil kegiatan ini adalah produk inovasi berupa miniplant pengolah minyak jelantah menjadi biodiesel.

"Selain itu aplikasi mobile berbasis android dan web apps, peta lingkungan dan sosial, publikasi pada jurnal Internasional bereputasi, Seminar Internasional (Conference Series terindex Scopus) dan media massa serta perolehan Hak Kekayaan Intelektual. Selain itu juga akhir kegiatan diharapkan Universitas Trisakti (dosen, mahasiswa, alumni) dapat membangun startup bekerja sama DUDI," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler