Materi Ajaib dari Pegunungan Ural Mampu Membuat Ilmuwan Memecahkan Rekor Listrik Tenaga Surya

16 Oktober 2022, 04:44 WIB
Panel surya menggunakan materi perovskite.* /Unsplash/

ZONA PRIANGAN – Rekor dunia listrik tenaga surya kini telah mampu dipecahkan dengan sebuah “materi ajaib” yang disebut perovskite.

Perovskite adalah sejenis mineral yang pertama kali ditemukan di Pegunungan Ural dan dinamai oleh Lev Perovski yang merupakan pendiri Masyarakat Geografi Rusia.

Materi ini memungkinkan para peneliti melewati penghalang efisiensi 30% dengan sel surya silikon untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya

Penelitian ini dilakukan oleh sebuah tim dari berbagai universitas dan institusi di Belanda. Mereka menggunakan sebuah sel surya tandem untuk melengkapi sel-sel berbasis silikon tradisional.

Sel berbasis silikon memiliki efisiensi konversi energi sekitar 22%.

Menurut para peneliti, mencapai lebih dari 30% efisensi dengan peralatan tandem menandai tahap besar dalam percepatan transisi energi dan juga akan membantu menurunkan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Baca Juga: Ada Tiga Jenis Nafsu pada Manusia, Cuma Nomor 3 yang Harus Dihindari

Dr. Mehrdad Najafi dari Organisasi Riset Sains Terapan Belanda (TNO) mengatakan kepada The Independent bahwa sel surya jenis ini memiliki fitur kontak belakang yang sangat transparan yang memungkinkan lebih dari 93 persen cahaya dekat infra merah mencapai dasar peralatan.

Para peneliti menggunakan simulasi optik dan listrik canggih sebagai sebuah gaya panduan untuk mengembangkan materi ajaib ini.

Perovskite memiliki serangkaian penggunaan dan para ilmuwan berpikir bahwa “materi ajaib” ini bisa membantu komunikasi kecepatan tinggi selain memperbarui produksi energi terbarukan.

Baca Juga: Jembatan Kuning Sering Disebut Kawasan Angker, Pemuda Pancasila Gelar Doa Bersama di Kamojang

Profesor Gianluca Coletti, manajer program Tandem PV mengatakan bahwa mereka memiliki seluruh ramuan untuk mengendalikan lapisan-lapisan yang dibutuhkan untuk mencapai lebih dari 30% efisiensi.”

Hasil dari penelitian ini dipresentasikan dalam Konferensi Dunia tentang Konversi Energi Fotovoltaik (WCPEC-8) di Milan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Independent

Tags

Terkini

Terpopuler