NASA menganggap teknologi baru, atau Universal Waste Management System, sebagai demonstrasi yang akan menyediakan data untuk memajukan daur ulang sampah di luar angkasa.
Ruang tanpa bobot selalu membutuhkan penggunaan kipas untuk menarik udara ke toilet luar angkasa, yang memindahkan kotoran manusia dengan aman dan bersih ke tempat penyimpanan. Tapi toilet seperti itu sulit dirawat dan dibersihkan di luar angkasa, kata NASA.
Baca Juga: Pengadilan Kasus Penembakan MH17 di Belanda Mengarah ke Fase Pembuktian
Toilet baru lebih kecil, lebih ringan, dan dirancang untuk mendaur ulang urin, yang telah menjadi rutinitas di stasiun luar angkasa sejak 2009.
Tetapi merawat urin membutuhkan asam kuat, sehingga toilet sebagian terbuat dari bahan tahan korosi, seperti titanium, "paduan super" yang dikenal sebagai elgiloy, Teflon dan aluminium, kata McKinley.
Jok dan corongnya juga menggunakan desain yang lebih halus sehingga lebih mudah dibersihkan, ujarnya.
Selain desain yang ditingkatkan, toilet baru menyediakan ruang kamar mandi ketiga untuk sisi AS dari stasiun ruang angkasa.
"Dengan peningkatan penerbangan Kru Komersial dan selanjutnya peningkatan ukuran kru di ISS, ketersediaan kamar mandi ketiga berarti kru tidak perlu menunggu untuk menggunakan fasilitas tersebut," kata McKinley.
Kamar mandi di stasiun luar angkasa "sangat membutuhkan peningkatan," kata Pablo de León, seorang profesor studi ruang angkasa di University of North Dakota yang telah mengerjakan desain pakaian antariksa.