Network
ZONA PRIANGAN - Vaksin cacar bisa memberikan perlindungan bagi anak-anak dari paparan virus corona, menurut hasil awal dari sebuah studi yang dilaporkan TOI.
Studi, dipublikasikan dalam jurnal Human Vaccines and Immunotherapeutics.
Penelitian itu dilakukan oleh Medical College di Pune, India yang mengamati pada 548 sukarelawan berusia 1 sampai 17 tahun.
Baca Juga: Euro 2020: Billy Gilmour Positif Covid-19 Sempat Memeluk Mason Mount, Timnas Inggris Sempat Panik
Dalam studi tersebut, seluruh sukarelawan menerima vaksin Oral Polio, kecuali seorang menerima vaksin Bacillus Calmette Guerin.
Para peneliti menemukan bahwa para penerima vaksin MCV (Measles Containing Vaccines) mampu menurunkan insiden kasus infeksi Covid-19 di laboratorium.
Mereka juga melihat penurunan dalam jumlah kasus tanpa gejala. Selain itu, usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh pada perlindungan yang disediakan oleh vaksin cacar ini.
Baca Juga: Juru Bicara Kiai Miftah Faridl Sampaikan Kabar Duka, Ketua MUI Kota Bandung Positif Covid-19
Menurut studi yang dilansir Indiatimes.com, efektivitas terhadap Covid-19 berada pada 87,5 persen.
Hasilnya individul yang divaksin memiliki gejala Covid-19 yang ringan dibanding yang tidak divaksin.
Peneliti vaksin Prasad Kulkarni, salah seorang penyelidik studi tersebut, mengatakan, “Efikasi adalah derajat yang mana vaksin bisa mencegah penyakit, dan kemungkinan penularan, tentunya di bawah keadaan ideal dan terkendali.”
“Sementara efektivitas mengacu pada bagaimana vaksin bekerja dengan baik dalam dunia nyata,” tambahnya.
Studi ini mendukung kredibilitas hipotesa yang dibuat oleh beberapa peneliti yang mengatakan anak-anak mungkin terlindungi dari infeksi SARS CoV-2 lewat imunitas nonspesifik yang disediakan vaksin seperti cacar dan BCG.
Seperti diketahui, vaksin cacar merupakan bagian dari program imunisasi nasional yang diberikan kepada bayi sebanyak dua kali, pertama pada usia 9 bulan dan kedua pada usia 15 bulan.
Baca Juga: Euro 2020: Wasit Cantik Ini Terciduk Berat Sebelah Mendukung Timnas Inggris
Para peneliti mengklaim bahwa walaupun penemuan mereka cukup memberi harapan, namun masih butuh studi yang lebih luas dan mendalam sebelum menjadi kesimpulan yang pasti.***
