Namun, direktur asosiasi Observatorium Universitas Aegean, Dr. Hasan Ali Dal, memberikan penjelasan yang jauh lebih rinci untuk kejadian tersebut.
Ilmuwan itu mengatakan kepada media lokal bahwa objek itu adalah bagian dari hujan meteor yang mulai jatuh ke Bumi minggu lalu dan akan terus berlanjut hingga akhir bulan depan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Atlet Cantik Ini Diterpa Isu Kurang Enak, Raih Medali Emas Karena Pakai Jimat
"Hujan meteor Perseid yang dimulai pada 24 Juli akan berlanjut hingga 24 Agustus. Jumlahnya akan bertambah dalam beberapa hari mendatang," katanya yang dikutip rt.com.
Hujan yang terjadi setiap tahun, dikaitkan dengan awan debu dan partikel yang lebih besar yang dipancarkan oleh komet induknya, Swift-Tuttle.
Puncak hujan meteor sekitar 11 Agustus, dengan sekitar 50 meteor per jam diamati pada saat itu. Benda-benda tersebut jarang cukup besar untuk mencapai tanah.
Baca Juga: Kabar Buruk bagi Perokok, Philip Morris Akan Hentikan Produksi Marlboro
Warna hijau meteor Izmir juga memiliki penjelasan yang lebih sederhana. Warna jejaknya kemungkinan berasal dari komposisi kimianya, menandakan bahwa ia mengandung sejumlah besar nikel.***