Ini Wahana Antariksa Pertama Milik NASA yang Mampu Menyentuh Matahari

- 21 Desember 2021, 20:06 WIB
Wahana ini membaca dan mengukur atmosfer dan korona matahari.*
Wahana ini membaca dan mengukur atmosfer dan korona matahari.* /NASA/

ZONA PRIANGAN – Tiga tahun setelah diluncurkan, Wahana Surya Parker milik NASA menjadi pesawat pertama dalam sejarah yang mampu “menyentuh” Matahari.

NASA mengatakan, wahana ini terbang melewati atmosfer atas Matahari, korona, dan mengambil beberapa sampel partikel.

Lembaga antariksa ini menyebut hal ini sebagai momen “monumental” dan sebuah “lompatan raksasa untuk sains surya.”

Baca Juga: Ordo Kuil Matahari, Ajaran Sesat Karena Pemimpinnya Bebas Memilih Anggota Wanita untuk Berhubungan Seks

Karena begitu dekatnya dengan matahari, Parker Space Probe mampu melihat apapun di permukaan Matahari, seperti dilansir UPI.com.

NASA yakin begitu dekat dengan matahari, wahana ini akan membantu para ilmuwan mengungkap informasi baru mengenai bintang terdekat dengan Bumi ini dan dampaknya pada tata surya.

Pada 2019, wahana ini menemukan beberapa struktur zig-zag magnetis dalam angin matahari, yang disebut switchback.

Baca Juga: Tentara Baret Hijau Ini Menghabisi Empat Musuh Sekaligus dengan Tangan Kosong

Kini, karena lebih dekat, para ilmuwan mampu menentukan bahwa permukaan surya merupakan tempat di mana switchback berasal.

Wahana Antariksa Parker akan terus melewati matahari ini dan juga terus mengirim data ke Bumi.

"Lintasan pertama melewati korona akan terus memberikan data fenomena tersebut yang mustahil dipelajari dari jarak jauh,” kata NASA dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Anggota Marinir Ini Mengalami Trauma, Setiap Malam Selalu Didatangi Wajah Pejuang Taliban yang Dibunuhnya

Parker Space Probe diluncurkan pada 2018, sepuluh tahun setelah pertama kali dikonsep. Memerlukan tiga tahun untuk tiba di matahari dan telah mendekatinya dibanding wahana pendahulunya.

"Kami sangat mengharapkan, cepat atau lambat, bertemu korona ini sekurangnya dalam durasi singkat,” kata Justin Kasper profesor sains antariksa dari Universitas Michigan, AS.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x