Berbagai lembaga pemerintah juga menggunakannya perangkat ini untuk maksud yang sama, yaitu untuk mengendalikan penyelidikan kejahatan juga membeli kemampuannya.
Pada pokoknya, perangkat ini kemungkinan bisa menjadi masalah terhadap privasi individu.
Sebuah dokumen yang dilihat laman Vice menggambarkan Augury sebagai:
“Data jaringan lebih dari 550 titik di seluruh dunia, termasuk titik-titik di Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara/Selatan, Afrika dan Asia, dan diperbarui sekurangnya 100 miliar rekaman baru setiap harinya.”
Dokumen ini menambahkan bahwa sebanyak “petabyte” (1.000 terabyte) data yang berlangsung dan data lama bisa diakses via Augury.
Baca Juga: Kota Ini Setiap Tahun Selalu Gelap di Bulan November hingga Februari, Warga Ciptakan Matahari Buatan
Tercatat Angkatan Laut dan Angkatan Darat AS, Pusat Komando Siber, dan Lembaga Keamanan dan Kontraintelijen telah secara kolektif membayar sekitar USD3,5 juta (Rp 52,4 miliar lebih) kepada Augury.
Dalam kasus biasa, akses ke informasi sensitif ini akan memerlukan sebuah jaminan atau mekanisme legalitas.
Ini mungkin harus dihindari menggunakan Augury. Data yang ditangkap Augury begitu besar, mulai dari histrori perambah hingga penggunaan cookie yang bisa memberikan data personal para pengguna kepada pemantau.***