Pada Akhirnya Apple akan Mengurangi Ketergantungannya pada Fasilitas Manufaktur Kontrak di China

- 13 Oktober 2022, 08:02 WIB
Logo Apple Inc terlihat tergantung di pintu masuk Apple store di 5th Avenue di Manhattan, New York, AS, 16 Oktober 2019.
Logo Apple Inc terlihat tergantung di pintu masuk Apple store di 5th Avenue di Manhattan, New York, AS, 16 Oktober 2019. /REUTERS/Mike Segar/File Photo

ZONA PRIANGAN - Lewat postingan di akun Twitter pribadinya, analis TF International Ming-Chi Kuo mengungkapkan analisanya soal Apple yang akhirnya akan mengurangi ketergantungannya pada fasilitas manufaktur kontrak di China.

Apple telah memproduksi beberapa unit iPhone 14 di India, 80% dari handset iOS yang diproduksi oleh Foxconn di negara itu adalah untuk permintaan domestik. Ini menjadi salah satu cara untuk menyiasati pajak impor.

Dengan mendatangkan perangkat iPhone dari luar India, maka akan dikenai pajak impor yang pastinya akan menaikkan harga unit iPhone yang diimpor ke negara itu.

Baca Juga: Hasil Survei MacRumors: Sembilan dari Sepuluh Remaja Amerika Serikat Adalah Pengguna iPhone

Namun Kuo mengatakan Apple berencana untuk meminta Tata Group India dan produsen kontrak Pegatron atau Wistron membantu meningkatkan persentase unit iPhone yang dibuat di luar China.

Kuo mengatakan bahwa sementara ini semua produksi MacBook dirakit di China, lokasi produksi non-China utama untuk produk di masa depan, menurut Kuo, adalah Thailand.

Apakah pelanggan Apple AS akan senang dengan berita ini? Tapi dari sudut pandang politik, ini bisa menjadi masalah besar. Kuo memperkirakan, dalam tiga hingga lima tahun ke depan, semua pengiriman Apple ke AS berasal dari fasilitas perakitan non-China.

Baca Juga: Kolaborasi Antara Intel dan Google Cloud Melahirkan Chip Terbaru yang Dapat Meningkatkan Performa Pusat Data

AS membuat sekitar 25% hingga 30% dari pengiriman global raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino itu.

Jika Kuo benar, ini akan melindungi Apple dari Tarif AS atas impor China yang tidak lebih dari pajak impor yang dibayarkan oleh perusahaan AS atau pelanggan mereka dalam bentuk kenaikan harga.

Akhirnya, Apple akan memasok perangkatnya secara global dari fasilitas manufaktur non-Cina kecuali untuk konsumen yang tinggal di China. Yang terakhir akan dipasok oleh produk Apple yang diluncurkan dari jalur perakitan di China.

Baca Juga: Robot Ai-Da kepada Anggota Parlemen Inggris: Meskipun Tidak Bernyawa, Saya Masih Bisa Membuat Karya Seni

Jadi intinya adalah bahwa Apple berada dalam kondisi yang baik untuk terus memproduksi perangkatnya tanpa takut terjebak dalam eskalasi perang dagang AS-China.

Ini tidak berarti bahwa semuanya akan berjalan tanpa ada halangan. Apple masih harus khawatir tentang apa yang mungkin terjadi jika China menyerbu Taiwan, mengingat Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Ltd. (TSMC) membangun chip yang dirancang oleh Apple.

TSMC adalah perusahaan semikonduktor terbesar di dunia dan Apple bertanggung jawab sekitar 25% dari pendapatannya. China sangat ingin mandiri dalam hal chip dan ini masih bisa menjadi kekhawatiran besar bagi Apple dan pemerintah AS.

Baca Juga: Mobil Terbang China Sudah Mulai Mengudara, Penerbangan Umum Pertama di Dubai

Memindahkan fasilitas produksi perangkatnya dari China akan menjadi awal. Beberapa lokasi yang dilaporkan sedang dipertimbangkan selain India termasuk Meksiko dan Vietnam.

Ada dua hal yang harus dikonfirmasi Apple sebelum memutuskan ke mana akan memindahkan fasilitas produksinya. Apakah ada rantai pasokan yang dapat mengirimkan pasokan dalam jumlah dan kualitas yang diinginkan Apple? Apakah ada tenaga kerja lokal yang dapat diandalkan untuk mengelola jalur perakitan?

Dan tentu saja, produsen kontrak tepercaya Apple seperti Foxconn harus memiliki fasilitas di negara mana pun, sebelum perusahaan memutuskan untuk memindahkan fasilitas produksinya.

Baca Juga: Perangkat Keluaran Meta Platforms Yakni Quest Pro Resmi Dirilis, Penggabungan Antara Dunia Nyata dan Virtual

Membuat langkah penting seperti itu akan membuat stres dan itu bisa meningkatkan harga jual produk. Namun dalam jangka panjang, itu akan menjadi langkah yang baik untuk Apple. Lebih dari empat setengah tahun yang lalu, AS mengenakan tarif pada impor China dan itu membuat Apple mengambil keputusan penting.

Apple dapat menurunkan margin keuntungannya, atau menaikkan harga pada perangkat yang terkena dampak. Sementara Apple memang mengenakan pajak untuk aksesori dan perangkat tertentu, termasuk iPhone yang tidak pernah termasuk dalam tarif.

Akhirnya AS dan China menyepakati kesepakatan untuk mengurangi jumlah produk dari China yang dikenakan pajak. Di bawah ketentuan kesepakatan, AS mengatakan bahwa China berjanji untuk membeli lebih banyak barang dari Amerika, meskipun China telah membantahnya.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Phone Arena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x